Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Rabu, 28 Desember 2022

Forced Love



Sejatinya perasaan tidak bisa kita paksakan. Kita tidak bisa merubah takdir kepada siapa hati kita akan jatuh cinta. 

Mungkin memang betul yang dikatakan orang-orang bahwa kita bisa memilih dengan siapa kita akan menikah tapi Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta.

Sekitar 5 tahun yang lalu disaat aku duduk di bangku SMA aku mengenal seorang pria yang tak lain adalah kakak sekelasku. Dia begitu baik, cerdas dan bersahabat.

Namanya Edgar, hingga saat ini aku masih mengaguminya. Jujur, sebenarnya aku suka dengannya tapi aku tak mampu menunjukkan rasa sukaku padanya.

Sekarang entah di bagian bumi sebelah mana dia berada, yang ku tau dia kuliah di salah satu kampus terbaik di negeri ini.

Oh iya, namaku Cesil. Sebenarnya aslinya Celinda tapi karena aku punya body yang imut jadi orang bilang Cesil alias Celin Kesil (kecil).

Hingga saat ini aku masih sendiri alias jomblo. Bukannya tidak ingin menjalin cinta dengan seorang pria, hanya saja aku tidak ingin larut dalam ikatan hubungan sementara yang berujung dosa.

Beberapa orang rela berteman dengan dosa setiap harinya agar hanya agar hubungannya baik-baik saja, bertoleransi dengan dosa hanya karena kata yang disebut cinta.

Saat ini aku hanya menunggu yang terbaik dari yang maha baik. Namun jika harus meminta atau menyebut nama dalam doa, mungkin aku akan menyebut namanya. Nama seseorang yang sejak dulu ku kagumi.

Meskipun ku tau bahwa tuhan telah menuliskan takdir untukku tapi aku yakin pilihan Nya lebih baik dari pilihanku. 

Saat ini aku di jodohkan dengan anak dari teman lama orang tuaku. Hatiku begitu terguncang namun aku harus tetap menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.

Aku harus mengubur impianku untuk bisa bertemu dengan Edgar sebab aku akan dinikahkan dengan seorang pria yang bernama Vero.

Aku dan Vero belum pernah bertemu meskipun kata orang tuaku dulu kami tiap hari bersama disaat kami masih bayi hingga umur 4 tahun.

Meskipun berat namun harus ku jalani takdir ini. Diam-diam Ibu ku memberi nomor hp ku kepada Vero dan benar saja malam itu dia memulai chat denganku.

Meskipun aku tak ada hati dengannya namun dengan ramah aku menjawab beberapa pertanyaannya. 

Aku tak pernah sekalipun memasang foto profil di media sosialku termasuk di WhatsApp. Dia juga tidak pernah meminta fotoku.

Pernah sekali aku meminta fotonya karena dia juga tidak memasang foto di WhatsApp miliknya. Dia hanya berkata, akan lebih asyik jika bertemu langsung suatu hari nanti.

Pernah suatu hari Vero berkata padaku, jika suatu saat kami menikah apakah aku bisa menerimanya yang tidak seperti apa yang ku harapkan.

Aku menjawab, aku akan berusaha bisa menerimanya. Tapi apakah dia bisa memastikan jika harapku tidak akan sia-sia?

Entahlah, hari berganti hari, aku tidak tau harus berkata apa. Hatiku tetap tak berubah tapi perasaan ceriaku bisa kembali karena dia. Vero selalu membuatku tertawa dengan candaannya lewat telepon.

Kami mulai akrab namun tak pernah sekalipun kami melakukan video call atau mengirim foto. Biarkan saja dia penasaran dengan kecantikanku, lagi pula aku tidak akan terpesona dengan dirinya.

Setelah 3 bulan kami tak di pertemukan, tiba saatnya hari dimana kami akan bertemu. Sebenarnya aku penasaran dengan Vero dan sepertinya hatiku sudah mulai bisa menerimanya sedikit demi sedikit.

Tapi dua hari yang lalu, aku bertemu dengan Edgar. Lebih tepatnya aku melihatnya di sebuah tempat pusat perbelanjaan. Wajah, senyum dan tatapannya masih tetap sama seperti dulu. Itu membuatku dilema dengan perasaanku.

Hari dimana aku harus bertemu dengan Vero begitu kacau. Seharusnya kami bertemu di sebuah cafe yang telah ditentukan tapi aku tak bisa menemuinya karena suatu alasan.

Ketika menuju cafe tersebut lagi-lagi aku bertemu dengan Edgar. Kami saling bertatap mata, ia tersenyum padaku dan menyapaku. Dia ingat jika aku adalah adik kelasnya.

Kami sempat melakukan percakapan singkat, dia menanyakan kabarku, tempatku kuliah, bahkan sesekali bercanda bertanya mengenai statusku yang masih jomblo.

Seketika hatiku terguncang oleh Pria yang kusukai dalam diam. Aku hanya bisa berdoa jika dia memang jodohku, ku mohon gantikanlah Vero dengan Edgar namun jika itu mustahil aku berharap Vero mirip seperti Edgar.

Yang paling parah ketika aku hendak masuk ke cafe, Edgar terlebih dulu masuk ke dalam. Sontak perasaanku begitu panik dan malu jika Edgar harus mengetahui aku akan bertemu dengan seorang pria yang dijodohkan denganku.

Tanpa berpikir panjang aku langsung pulang. Aku membatalkan pertemuan dengan Vero. Aku beralasan kepada orang tuaku jika Vero tidak datang.

Mendengar hal tersebut Ibu ku hanya tersenyum dan berkata jika ternyata tadi Vero melihatku dari dalam cafe. Katanya, Vero begitu menyukaiku meskipun katanya aku orangnya pemalu.

Sejak kapan Vero melihatku? Apakah disaat aku bertemu dan berbicara dengan Edgar, ia menatapku dari dalam cafe? Entah apa yang harus ku katakan jika suatu saat kami bertemu?

Keesokan harinya, Ibu ku memintaku untuk berdandan cantik untuk siang hari karena akan ada tamu yang datang ke rumah. Aku tak pernah menyangka jika yang akan datang ke rumah adalah Vero dan orang tua nya.

Se-feminim mungkin aku harus terlihat cantik di depan mereka. Biar mereka tau kalau Vero sangat beruntung mendapatkan wanita cantik sepertiku.

Benar, mereka datang dan telah masuk ke rumah. Dengan senyum lembut aku berjalan keluar kamar untuk menemui mereka.

Sebelum keluar kamar aku berdoa, jika Vero memang jodoh dan takdirku aku pasrah dan akan berusaha melupakan Edgar walaupun begitu sulit.

Setelah keluar kamar aku menuju ke ruang tamu. Aku melihat orang tua Vero namun aku tak melihat wujud dari Vero.

Ketika seorang pria berjalan masuk dari arah pintu. Aku menatapnya dan lagi-lagi khayalku tertuju pada wajah Edgar.

Tapi tidak... Dia memang Edgar!! Apakah aku bermimpi? Apa maksud dari semua ini? Aku mencubit tanganku dan terasa sakit. Ini nyata, ada apa ini?

"Edgar Vero Baskara." Ucap pria yang berdiri di depan pintu dengan senyum mengejek.

Aku tak dapat berkata-kata, selama ini orang yang ku kagumi, yang ku cintai dalam diam, yang ku sebut dalam doa adalah jodohku...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar