Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Selasa, 27 Februari 2018

LOVE DIFFERENT RELIGION (Cinta Beda Agama) Bagian II






    
        Dari sebuah buku yang pernah aku baca katanya Cinta itu ibaratnya sebuah barang, Agama itu distributor dan Tuhan itu produsenya dan katanya semua tergantung produsennya mau diapakan barang tersebut? Aku tidak pernah berpikir jika itu sebuah kebenaran hingga akhirnya aku sendiri yang mengalaminya.

        Aku tidak pernah beranggapan bahwa Agama bisa memainkan peran besar dalam hidupku. Aku tumbuh seperti anak wanita nasrani yang lainnya yang juga merayakan liburan, ibadah "Kristen" seperti Paskah dan Natal. Aku senang dengan hidupku dan aku senang berteman dengan siapa saja tanpa membedakan status dan Agama hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang pria yang akhirnya merubah cara berpikir dan perasaanku.

        Pertama kali bertemu dengannya disebuah ruangan aula di kampus. Saat itu dalam agenda penerimaan mahasiswa baru antar jurusan kami pun secara bergantian sesuai urutan nama memperkenalkan diri. Sambil menunggu giliran aku berbalik hanya sekedar ingin melihat beberapa orang yang nantinya akan menemani hariku di kampus. Dari arah kiri tiba-tiba pandanganku terhenti seketika karena saat itu mata salah satu anak laki-laki tertuju padaku kami saling memandang dan aku mencoba memperkenalkan diri melalui senyuman walaupun merasa malu. Tak hanya sekali, aku sesekali berbalik hanya untuk memastikan dan merekam wajahnya meskipun harus selalu tersenyum ketika dia menyadarinya.

        Beberapa hari setelah pertemuan itu aku pun semakin dekat dengannya, dekat dalam artian sering sekelas, ikut kegiatan kampus juga sama-sama bahkan sering satu kelompok juga bahkan pernah dihukum bersama karena terlambat. Kita mempunyai beberapa persamaan salah satunya dalam hal menulis cerita dan bercanda. Terkadang jika kami bertemu kebanyakan hanya bercanda, tertawa dan saling menjahili. Persamaan itu lah yang membuatku nyaman hingga aku lupa akan perbedaan, perbedaan yang menjadi pembatas bagaikan tembok yang sangat sangat besar, perbedaan itu disebut Agama. 

        Jujur ku akui bahwa aku jatuh Cinta kepada Gunawan yang tak lain adalah sahabatku. Aku tahu perasaannya sama denganku, aku tahu manisnya hubungan ini bagaikan madu di dalam botol. Bagiku jatuh cinta dengan cara Kristen adalah dengan mengatakan, "Aku senang akan pertemuan ini dan aku senang dan juga ingin menjadi bagian dari masa depanmu. Meskipun ini akan sulit tapi aku ingin kita sampai disana." Namun aku sadar sebagai manusia ciptaan Tuhan dan harus aku katakan "Mungkin kita hanya ditakdirkan untuk bertemu namun bukan untuk bersama."

        Aku teringat disaat aku dengan manja memintamu mengajakku jalan-jalan di hari libur tepatnya di hari minggu. Dengan sabar kamu menelponku dan berkata "Aku Sholat dulu yah, nanti aku jemput kamu setelah kamu pulang Gereja." Saat itu hatiku sangat tersentuh. Kamu memilih Agamamu dan Aku pun demikian. Kita tak harus munafik akan rasa yang tak terbahasakan ini. Meskipun kita bagaikan Assalamualaikum dan Shallom namun aku juga yakin seperti kamu yakin pada Amin kita yang sama. 

        Agama itu memang penting, aku tahu kamu juga berpikir demikian kan? Untuk itu kita harus membicarakannya dan ternyata benar kita memang berada di halaman yang sangat berbeda. Jadi apakah aku harus mengakhirinya? Aku benar-benar tak tahu jawabannya. Aku hanya bisa pasrah berlutut memohon yang terbaik pada tuhan demi Kamu, Agamaku dan Tuhanku. 

        Aku tak pernah sadar bahwa aku benar-benar peduli. Sekarang aku peduli pada Agamaku dan aku juga tak dapat berbohong jika aku juga peduli denganmu. Kehadiranmu telah merubah caraku berpikir dan caraku merasakan rasa. Ku harap kita tetap bisa seperti ini walaupun tak ada kata yang terucap cukup batin yang merasa. Suatu saat kita tak bersama lagi ku harap kamu tetap selalu ingat akan Agama, Tuhan dan Cinta yang tak pernah terbahasakan diantara kita. 

Kisah Fiktif ini Rencananya mau dilanjut ke bagian III jjikalau ada Pembaca yang menyetujui dan memberi tambahan ide cerita.. 
TTerimakasih... 

Senin, 26 Februari 2018

LOVE DIFFERENT RELIGION (Cinta Beda Agama) Bagian 1


             
            Sungguh tak pernah ku sangka dari mana arahnya perasaan ini datang menghampiriku. Bagaikan rejeki dari arah yang tak disangka-sangka yang dikirimkan tuhan kepadaku. Aku percaya bahwa Allah SWT tidak pernah ingkar atas apa janji dan rencana yang telah ia tetapkan pada hambanya. Begitu pula tentang perasaan Cinta hambanya kepada sesama makhluk ciptaannya.
            
                     Katanya mustahil untuk kita bisa bersama karena katanya cinta beda agama itu haram. Aku berani bersumpah jika perasaanku ini mengartikan rasa suka kepada Raline. Jujur aku mencintainya bahkan aku juga bisa mengetahui dengan jelas perasaannya kepadaku. Kami saling mencintai dalam diam, memendam rasa dalam tawa dan saling menyayangi dengan batas. Batas yang dinamakan Agama. Dalam hati kami selalu bertanya mengapa tuhan menciptakan perbedaan kalau memang itu haram?
       
                Dari awal masuk kuliah disaat pertemuan pertama dengan beberapa teman-teman baru yang berasal dari berbagai suku dan agama aku merasa jika salah satu dari teman wanita ada yang menarik perhatianku karena tatapan dan senyumannya. Sesekali kami saling menatap tanpa sengaja meskipun hanya beberapa detik namun disaat dia menyadari terkadang dia tersenyum malu bahkan beberapa kali senyumannya langsung mengarah kepadaku.

            Tak butuh waktu lama untuk bisa mengetahui nama dan asal usul nya. Aku mengetahui beberapa hal tentang Raline karena beberapa kali aku selalu dipertemukan di kelompok yang sama dengannya bahkan seringkali kami ditunjuk berpasangan untuk mewakili kelompok bahkan mewakili beberapa teman-teman. Sejak saat itu aku akrab dengannya tak jarang kami saling menghubungi hanya sekedar bercanda dan saling curhat melalui media sosial. Namun sekali lagi kami hanya bisa memendam rasa yang tak terucap. Kami saling mengetahui rasa namun malu saling berucap itu karena kami berbeda keyakinan.

                Disaat aku membaca Al Quran terkadang aku teringat akan dirimu disana yang membaca Al Kitab. Disaat ku langkahkan kaki ku menuju Masjid aku pun teringat akan langkahmu  menuju Gereja. Disini tangan ini menggenggam tasbih dan disana kamu mengenakan kalung salib. Disaat kamu melantunkan pujian aku tak hentinya berucap Shalawat. Disaat kamu menggenggam tanganmu untuk berdoa disini aku juga mengangkat kedua tanganku untuk berdoa. Aku berdoa kepada tuhan untuk merubah takdir yang telah dituliskannya padaku walaupun aku mengetahui jika semua ini takkan merubah apapun.

               Aku selalu berharap kita bisa bersatu karena cinta namun kenyataannya tidak. Kita bisa  bertemu karena cinta dan takdir namun cinta dan takdir ini tak dapat membuat kita bersatu. Mengapa kita hanya bisa bertemu namun tak bisa menyatu? Mengapa Agama menjadi sekat diantara dua orang yang cintanya begitu melekat? Aku pernah berpikir bahwa Jodoh itu tuhan yg atur bukan Agama. Meskipun orang berkata untukmu Agama mu dan untuk ku Agama ku tapi aku yakin perasaan kita satu.

      Kita saling mendoakan meskpun tak bisa dipertemukan oleh tuhan. Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita juga tak dapat memaksakan keinginan apalagi menuruti nafsu. Apakah kita harus jatuh pada pilihan berhenti? Aku tak pernah mengetahui jawaban beberapa pertanyan yang selalu menghantui pikiranku.

     Aku tak pernah peduli entah bagaimana akhir dari semua ini, aku tak bisa mengetahui apakah kamu adalah jodohku atau bukan namun bagiku yang terpenting untuk saat ini kamulah yang aku perjuangkan. Meskipun kamu tahu jika hubungan ini tiada kepastian namun kamu tetap selalu berada di sampingku menemaniku dalam diam dan tawa.

      Aku percaya tuhan pasti akan menunjukkan jalan dan rencananya yang lebih indah pada kita. Mintalah aku pada tuhanmu sebagaimana aku memintamu pada tuhanku dalam doaku. Meskipun doa kita berbeda tapi yakinlah kita akan dipertemukan pada Amin yang sama. 

Iini kisah Fiktif yang mungkin saja nyata bagi sebagian orang, Bersambung...