Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Senin, 08 Oktober 2018

AKU HANYA "wanita" DRIVER OJEK ONLINE! [Bagian II]




     Semalam Iyan menelpon. Aku mengabaikan dan tak mengangkat telepon hingga aku ketiduran namun keesokan harinya aku melihat hanya ada 4 Panggilan tak terjawab dan satu pesan.

     Aku membuka pesan, pesan ini baru saja beberapa menit yang lalu dan ini pesan dari Iyan.

"Pagi Mbak" Isi pesan tersebut.

"Iya pagi juga, ini siapa yah?" Aku berusaha seolah tak mengetahui pesan ini darinya.

"Aku Iyan mbak yang kemarin pagi mbak antar ke kantor dekat stasiun"

"Oh iyaa, ada apa yah pak?" Masih dengan seolah-olah.

"Mbak ini alamatnya dimana?"

"Aku alamatnya di Jalan Macan Kelurahan Belimbing, Kenapa pak?"

"Kalau boleh tau nama aslinya Mbak siapa?"

"Nama saya sesuai dengan yang tertera di aplikasi kemarin Pak" Jawabku singkat.

"Arin Putri Senja?"

"Yupp... Betul pak!" Jawabku.

"Mbak ini mirip seperti mantan saya, sangat mirip Mbak!"

"Lahh.. Emang iya Pak.."

"Maksud Mbak?"

"Memang betul bapak itu mantan saya!"

"Sebenarnya aku sudah tau dari awal makanya aku lebih memilih bicara seadanya tanpa banyak berkomunikasi dengan kamu"

     Akhirnya aku jujur padanya dan dia pun mengetahui siapa aku.

"Kenapa kamu tidak berbicara banyak padaku? Biasanya kamu itu cerewet Rin..." Balas Iyan.

"Aku sengaja irit bicara kalau kamu tau siapa aku nanti kamu kembali merindu, Yang ada nanti kamu memelukku, apa kamu gak malu memeluk wanita di tempat umum dan lagian aku ini kan bukan muhrim bagimu dan lagipula kamu juga sudah punya Istri dan Anak Iyan"

     Dalam hati aku berkata, sebenarnya aku juga merindukanmu Iyan namun apalah dayaku ini.

"Iya setidaknya kamu bicara atau cerita tentang bagaimana dirimu saat ini Rin" Balas Iyan.

"Kamu mau aku bercerita tentang diriku selama ini? Apa aku gak salah baca? Emangnya kamu mau merubah yang terjadi dalam hidupku?"

     Aku balas dengan sedikit marah karena mengingat kisah yang telah lalu.

"Loh kok kamu ngomongnya begitu sih... Kamu jahat deh Rin.. Kamu gak seperti yang dulu lagi" Balas Iyan yang sepertinya prnuh sesal.

"Hahh Jahat katamu? Jahat bagaimana? Disini yang harusnya bilang jahat itu aku yah... Kamu tinggalin aku nikah disaat aku lagi sayang-sayangnya sama kamu! Apakah itu bukan jahat namanya? Apakah menurutmu itu baik??"

     Perasaanku saat ini sangat menggebu-gebu ingin mengatakan dan mengeluarkan segala kekecewaan dan amarah yang selama ini ku pendam!! Meskipun sebenarnya aku tak sanggup.

"Loh soal itu kok kamu masih ingat sih Rin?"

"Iya pasti ingatlah!"

     Dengan sabar aku harus menahan semuanya. Aku harus berusaha tampak move on dengannya.

"Ehh Iyan, sudah dulu yah aku mau kerja menjemput rejeki, aku tak ada waktu untuk bahas masa lalu lagi, bye.."

     Dengan perasaan yang tertahan aku kembali melangkah untuk menjemput rejeki. Ku aktifkan akunku dan ku simpan HP yang satunya ke dalam tas kecilku berharap tak lagi ada pesan atau telepon dari Iyan.

     Tepat pukul 10:47 masih di hari yang sama setelah menyelesaikan beberapa orderan. Sambil beristirahat di depan sebuah ruko aku membuka HP yang satu dan Lahh!! Ada satu pesan dan lagi 4 Panggilan tak terjawab! Ini pesan dan telepon dari Iyan!

     Aku mulai jengkel padanya dan aku pun mengirim pesan kepadanya.

"Bisa gak jangan terus telpon2 aku? Aku ini lagi kerja, aku gak ada waktu untuk bicara.. Kalau mau ngomong chat aja gak usah nelpon! Dan jangan basa basi langsung aja mau ngomong apa?" Aku mengetik dengan ekspresi wajah jutek!

     Hanya beberapa menit saja Iyan pun membalas.

"Iya.. Maaf kalau aku sudah ganggu kerjaan kamu Rin.. Aku cuma mau minta maaf atas kejadian di masa lalu Rin.. Aku memang salah tapi tolong jangan benci aku apalagi sampai dendam.. Aku juga manusia Rin yang punya perasaan.. Seandainya waktu bisa kuputar mungkin aku tak akan melakukan hal seperti ini Rin..."

     Ini kesempatanku untuk mengatakan semuanya kepada Iyan, dengan kecepatan mengetik aku mengungkapkan semuanya lewat pesan ini.

"Aku tak pernah benci atau dendam sama kamu. Seandainya aku benci atau dendam mungkin kemarin saat aku mengantar kamu di motor mungkin aku sudah mencaci maki dirimu dan meluapkan semua emosi kepadamu"

"Tapi aku masih professional dalam bekerja, aku hanya menganggap kamu sebagai penumpang"

"Iyan.. Mulai sekarang kamu tidak perlu pusing atau pikir lagi kesalahan kamu di masa lalu.. Sekarang itu yang terpenting kamu fokus sama keluarga kecil kamu.. Sayangi Istrimu dan juga Bidadari Kecil mu yang cantik 😊"

"Sekarang ini kamu adalah seorang Ayah dan Pemimpin Keluarga. Kamu bukan Anak Muda lagi Iyan"

"Aku juga tak mau menjadi perusak Rumah Tangga kalian. Aku ini wanita baik-baik, Aku takut dibilang Pelakor Iyan"

     Dengan panjang lebar mengetik akhirnya aku juga masih tak mampu berkata kasar ataupun memaki Iyan. Kemudian Iyan juga membalas dengan penjelasannya.

"Tapi Rin... Aku gak bisa melupakan kesalahanku dimasa lalu... Selama ini aku berusaha mencari kontakmu namun tak pernah berhasil Rin"

"Kemarin saat kamun menelpon tanpa sengaja nomor mu tersimpan dan tersambung ke WA aku saat ingin memberi Bintang aku perhatiin nama dan foto kamu Rin"

"Makanya aku beranikan diri untuk WA kamu meskipun aku merasa sangat malu, merasa sedih dan merasa bersalah kepadamu Rin..."

     Setelah penjelasan Iyan itu aku pun kemudian membalas dengan terbawa suasana perasaan ditambah lagi dengan terik matahari yang sudah mulai panas.

"Ohh sekarang kamu sudah bisa merasakan? Sudah bisa berpikir? Kamu sudah rasa yang namanya menyesal? Kamu juga rasakan sedih? Gimana Rasanya? Enak?? Enggak kan Iyan? Iyan coba deh kamu pikir dan rasa bagaimana jika berada di posisi aku yang dulu??"

"Masih teringat jelas kata terakhir yang kau ucapkan padaku meskipun itu juga hanya lewat pesan singkat kamu berkata "KAMU PASTI BISA TANPAKU, AKU YAKIN KAMU BISA BAHAGIA DAN KAMU PASTI BISA DAPATKAN YANG JAUH LEBIH BAIK"

"Tapi aku bersyukur sekarang itu semua terbukti, sekarang aku bisa tanpamu, aku bahagia dan aku juga sudah mendapatkan yang jauh lebih baik dari kamu Iyan"

"Iyan kita bisa kok sama-sama bahagia... Kamu cukup bahagia dan menyayangi keluargamu dan aku tinggal menghapus semua kenangan di masa lalu 😊"

"Sudah dulu deh Iyan... Aku mau kerja dulu.... Aku mohon jangan hubungi aku lagi.. Aku tak mau disebut apalagi dianggap Pelakor!!"

     Aku merasa sedikit legah telah mengatakan beberapa kata meskipun itu hanya melalui pesan singkat melalui WA.

"Apakah kamu sudah puas dengan kata-katamu itu Rin? Silahkan Rin kamu boleh kok caci maki aku sepuas hatimu, Rin saat ini aku bersedih, aku menangis membaca kata-katamu Rin..."

"Kalau memang aku tidak merasa bersalah padamu mana mungkin aku mau menghubungimu Rin?"

     Untuk saat ini aku harus mengakhiri percakapan ini sebelum mempengaruhi kerja hari ini namun sepertinya ini sudah merubah moodku untuk melanjutkan pekerjaan.

"Ahh Sudahlah Iyan.. Aku juga tak perlu ungkit yang pernah terjadi padaku dimasa lalu. Semua orang tau kok bagaimana yang aku alami disaat itu"

"Apa lagi yang mau kamu katakan Iyan? Katakan saja semuanya... Kamu ketik aja dulu semuaa... Nanti kalau ada waktu pasti aku balas, Untuk sekarang aku gak bisa Iyan aku sibuk dan sekarang lagi ada orderan! Makasih!"

Setelah percakapan itu, air mataku pun menetes dibalik kaca helem hitam yang tertutup rapat.

[Bersambung]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar