Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Minggu, 07 Oktober 2018

AKU HANYA "wanita" DRIVER OJEK ONLINE! [Bagian I]





        Aku Arin seorang driver ojek online, meskipun aku seorang wanita bukan berarti aku harus bersikap seperti seorang putri kerajaan yang harus tinggal di rumah menunggu dan malas-malasan. Aku juga seorang sarjana dari universitas negeri ternama. Banyak yang berkata kenapa aku menjadi tukang ojek online padahal aku seorang sarjana? Aku telah mencoba untuk melamar di beberapa perusahaan namun tak jarang yang menolak karena jurusan yang tak sesuai, ada yang menolak dengan alasan ukuran tinggi bahkan ada yang mengharuskan melepas hijab. Bagiku untuk kerja tak harus menggadaikan agama apalagi harus dengan cara riba. Kenapa aku menjadi driver ojek online? Karena aku sadar kebutuhanku banyak dan aku tak mau memberatkan kedua orangtua. Sambil mencari kerja daripada tinggal bermanja-manja terus meminta apa salahnya punya penghasilan sendiri lagian aku juga hobby nya berkendara keliling kota. Hehehe...


        Setiap pagi aku memulai aktifitas dengan mengaktifkan akun driverku dan tak butuh waktu lama pasti ada orderan yang masuk.
Seperti halnya pagi ini...

        Dering HP ku sangat jelas terdengar pagi ini. Betapa senangnya hatiku ketika mendengar dering HP di pagi hari. Langsung aku mencari nomor telepon si doi tanpa melihat namanya aku pun mencoba menelponnya.

Pagi ini semoga berkah!

"Halo..." Dengan nada lembut.

"Iya, haloo selamat pagi mbak.."

"Pagi bapak, kalau boleh tahu posisi bapak dimana?"

"Di jalan setia kawan nomor 23b mbak" Jawab si bapak itu.

"Iya pak, ditunggu yah pak!"

        Aku pun menutup telepon dan segera bergegas menuju lokasi untuk menjemput rejeki di pagi hari. Sebelum menuju lokasi aku memperhatikan titik lokasinya dan aku membaca nama si bapak. Namanya Iyan Riza? Jangan-jangan dia? Positif saja mungknin hanya mirip.

        Setelah mengikuti arahan dari Maps akhirnya aku sampai di lokasi dan dugaanku benar.

"Betul bapak iyan?" Dengan helm tertutup aku bertanya.

"Iya mbak, ayo kita berangkat!"

"Maaf pak ini helmnya dipakai biar aman dan selamat sampai tujuan" Kataku dengan sopan.

"Iya mbak terimakasih" Jawabnya dengan sopan.

        Selama perjalanan kami hanya terdiam namun tak lama kemudian Iyan memulai percakapan.

"Mbak sudah lama jadi driver ojek online?"

"Iya lumayan pak!" Jawabku singkat.

"Mbak memang tiap pagi keluar yah?"

"Iya pak, kadang malam baru pulang ke rumah. Oh iyaa pak di depan perempatan setelah stasiun belok kanan disitu kantor bapak kan?"

"Iya mbak"

        Kemudian kami sampai di tempat tujuan. Aku bergegas menatap HP untuk menekan tombol penyelesaian.

"Terimakasih yah mbak, kembaliannya disimpan aja" Kata Iyan dengan Ramah.

"Iya pak terimakasih, jangan lupa diberi bintang lima yah!"

        Tadi aku menatap wajahnya dengan sangat jelas, ini semua nyata. Dia adalah Iyan seorang pria yang dulu pernah mengisi hatiku dengan kebahagiaan dan juga... Kesedihan!!

        Seperti biasa setelah aku mengantar beberapa penumpang biasanya aku singgah di sebuah kantin yang juga sering ditempati oleh driver ojek online lainnya. Beberapa dari mereka juga akrab denganku.

        Setelah di kantin aku mengecek HP dan ku lihat beberapa panggilan tak terjawab. Lahh!! Ada 4 panggilan tak terjawab? Siapa yah??

        Ini kan nomornyaa Iyan? Kenapa dia? Apakah ada ketinggalan? Aku tak ingin menghubunginya, nanti dia tahu siapa aku kalaupun dia tahu aku tak mau lagi menjalin komunikasi dengannya! Kalau begitu aku akan menunggu telepon atau chat darinya lagi.

        Setelah beberapa saat aku menunggu tak juga ada telepon atau chat darinya maka aku kembali mengaktifkan akunku dan tak lama orderan pun kembali masuk. Maka kembali lah aku ke jalanan untuk menjemput rejeki.

        Tepat pukul 11:35 setelah menyelesaikan beberapa orderan aku mencoba untuk menceritakan hal ini kepada Risma yang juga seorang driver ojek online. Maka tak butuh waktu lama aku mencoba menghubunginya via WA.

"Haloo... Rismaaa"

"Iyaa kak!" Jawabnya dengan keras

"Kamu dimanaa?"

"Habis antar penumpang kak, Sekarang lagi di Jalan Ahmad Yani kak, rencana mau ngopi nih.." Jawab Risma dengan semangat

"Oh iyaa kamu mau ngopi dimana? Aku mau cerita nih"

"Iya deh kak aku tunggu di Cafe Ijo yah kak!"

"Oke aku tak jauh dari tempat itu, kita ketemu disana, bye"

        Pukul 11:47 aku telah tiba di Cafe Ijo dan segera mengambil tempat sambil menunggu Risma.

"KakArin.. Disini!!" Sambil melambaikan tangannya.

"Heyy Rismaaa... Aku mau cerita sesuatuu" Suara sedikit pelan.

"Kamu tau gak tadi aku dapat orderan dari siapa?" Ekspresi Serius.

"Dari siapa kak? Pak Jokowi? hahaha"

"Bukan bapak jokowi juga keless"

"Aku dapat orderan dari pria yang bernama Iyan"

"Apa hebatnya pria itu? Dia tampan? Atau jangan-jangan kakak suka yah??" Ekspresi meledek.

"Iya sih sukaa... Tapi itu duluu... Tapi semenjak tragedi itu aku bahkan mulai lupa siapa dia hingga akhirnyaa dia datang dan membuatku mengingat kembali semua yang pernah ku alami"

"Maksudnya kakak pernah suka sama dia? Atauu dia itu mantan kak Arin?"

"Yahh begitulah.. (Mengangguk Senyum) Tapii... Ahh sudahlah kami sudah tak ada hubungan lagian dia juga sudah menjadi milik orang lain" Kataku sambil melanjutkan,

"Ehh tadi dia nelpon... Jadi kan begini.. tadi aku menerima orderannya walaupun aku tau itu dia tapi aku saat menjemputnya aku memakai masker dan kaca helemku tertutup. Awalnya dia tidak curiga dan mungkin tidak memperhatikan fotoku di aplikasi tapi saat mau memberi Bintang mungkin dia tersadar dan akhirnya menelpon"

"Kenapa kakak tidak angkat telponnya? Siapa tau aja dia mau curhat atau mau CLBK sama kakak, hahaha"

"Ahh kamu bisa ajaa... Tadi aku di jalan jadi tidak merasakan getaran HP ku pas sudah singgah baru deh aku lihat beberapa panggilan ta terjawab darinya. Aku mau nelpon balik tapi aku malu begitu aku mau tanya lewat chat juga aku malu Riss. Menurut kamu aku harus bagaimana?"

"Kalau aku sih kak, kita ini kan wanita jadi kita jangan mau memulai duluan, kita memang harus menunggu meskipun terkadang menunggu itu menyakitkan" Kata bijak dari Risma.

"Kamu curhat yah Riss? Hahaha"

"Sepertinya sih begitu kak... Hahahaa...
Kak Arin tunggu aja telpon berikutnya, kalau kakak ragu bicara apa salahnya kakak balas dengan chat aja kak"

"Kalau aku sih maunya juga begitu tapiii... Ada sesuatu yang membuatku malu dan juga tidak bisa aku cerita kepada siapapun untuk saat ini Riss"

"Yaudah deh kak, kalau kakak butuh teman cerita aku selalu siap kok kak!"

"Iya deh Risma, aku tuh sayang deh sama kamuu" Kemudian kami berpelukan.

        Tak lama setelah itu kami pun kembali melanjutkan aktifitas di jalanan. Hingga senja mulai berakhir aku kembali ke rumah untuk istirahat sejenak.

        Akhirnyaa setelah seharian beraktifitas akupun bisa rebahan di tempat tidur. Sambil melompat ke atas kasur aku teringat akan telepon Iyan. Ketika ku tatap Layar HP ku tiba-tiba saja berdering dan akhirnya Iyan menelpon!

        Apakah aku harus mengangkat dan berbicara padanya?

[Bersambung]

Buat kakak yang fotonya diatas maaf tanpa izin mengambil fotonya di Google




Tidak ada komentar:

Posting Komentar