Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Minggu, 18 Desember 2016

KEMBALI MERINDU 2




Kisah lanjutan dari tulisan beberapa tahun yang lalu yaitu (Baca Dulu) Kembali Merindu (klik Disini)

Aku tidak yakin jika aku sedang depresi, aku tidak merasa sedih tapi juga tidak merasakan bahagia. Aku dapat tertawa, bercanda bahkan juga tersenyum speanjang hari, tapi terkadang jika aku sendiri terdiam dimalam hari aku lupa dengan definisi rasa yang aku rasakan.

Aku benci rasa ini, rasa ketika aku sedih namun aku pun tak tahu mengapa. Aku merasa ada kekosongan di dalam diriku namun aku tak dapat menjelaskan kekosongan itu. Ketika mereka bertanya kepadaku tentang apa yang terjadi padaku tetap saja aku tak dapat menjelaskannya.

Aku merasa seperti merindukan seseorang  yang tak pernah bisa aku temui, seperti aku membutuhkan seseorang yang tidak pernah bisa membutuhkanku.

Terkadang kesedihan hanya menjadi teman di dalam pikiranku.... Aku mulai membenci diriku sendiri...... dan terkadang aku ingin semua orang meninggalkanku sendiri, namun diwaktu yang sama aku juga ingin seseorang memelukku dan berkata “Tersenyumlah, semuanya akan baik-baik saja.”

Semua orang tau jika aku telah merelakanmu..... Aku tak menyalahkan siapapun ataupun membenci siapapun, aku hanya membenci perasaan ini, perasaan dimana aku sulit menjelaskan definisi rindu yang kurasakan kepadamu....

Hey... tahukah kamu dengan kesedihanku saat ini? Apakah kamu dapat melihatku ketika aku sedang menangis? bagaimana kabarmu disana? apakah kamu baik-baik saja disana? Apakah kamu punya teman baru disana? Apakah kamu merindukanku disana? apakah kamu merasakan apa yang kurasakan tiap kali aku menginngat tentangmu? Maaf.... Maaf.... maafkan aku selalu bertanya banyak hal kepadamu. Aku yakin kamu selalu menjawab semua pertanyaanku ini meskipun tak pernah ku dengar lagi suara mu. Aku yakin kamu dapat melihat kesedihanku.. Sampai saat ini aku selalu menyebut namamu dalam doa ku meskipun ku sadari bahwa tuhan pun pasti tertawa menggelengkan kepala setiapkali aku memohonkan takdir yang tak pernah ia tuliskan.

Tahukah kamu jika aku tetap berusaha bangkit dari kesedihan, semua orang tau jika aku merelakanmu dan beberapa kali aku mencoba membuka hati kepada beberapa orang tapi tetap saja senyummu selalu membayangiku. Aku sangat ingin bercerita banyak hal kepadamu, andai saja kamu ada disni saat ini pasti kamu mendengarkan ceritaku sambil menatapku dengan senyum dan sesekali setuju dengan yang aku katakan meskipun kamu juga sesekali tertunduk sambil tersenyum menatap layar android yang ada di genggamanmu. Maafkan aku yang terkadang egois dan selalu jengkel terhadapmu ketika kita berbicara namun kamu lebih memfokuskan mata ke android yang kamu genggam. Aku sangat menyesal dengan perkataanku membentakmu berharap jika mata mu akan buta karena kebanyakan menatap layar android. Aku sangat menyesali perkataanku ituu... kini kamu benar-benar buta menutup mata tak dapat lagi melihatku untuk selamanyaa.....

Banyak hal tentang kita perlahan mulai terlupakan oleh ingatanku, namun ada banyak hal juga masih tersimpan di dalam perasaanku. Aku teringat sejak pertama kali kamu masuk kuliah disaat kita menjalani hubungan jarak jauh, kamu menelponku dengan nada kesedihan karena rindu dengan aktifitas keseharianmu yang dulu. Hingga akhirnya beberapa tahun berlalu kamu masih tetap menelponku, namun waktu itu sedikit berbeda kita sering berbeda pendapat dan aku mengakui jika aku memanglah egois mementingkan perasaan sendiri. Aku sangat menyesal dengan sikapku yang selalu membatasi pergaulanmu, aku cemburu dan tak ingin jika kamu berbagi kesenangan dengan siapapun termasuk teman-temanmu, aku tak ingin jika adik junior ataupun mahasiswa baru melirik padamu disaat kamu terlalu sering menghabiskan waktu bersama mereka. Tapiii...... aku sangat menyesali ituuu.... disaat kamu telah tiada merekalah yang kini menjadi sahabatku, merekalah yang menghabiskan banyak waktu untuk menghiburku sambil bercerita banyak tentangmu.. bahkan mereka lebih mengenal diriku daripada aku yang mengenal mereka, itu karena mereka sering mendengarkanmu bercerita tentangku ataupun tentang kita....

Maafkan aku yang selalu merindukanmu meskipun telah merelakanmu, maafkan aku yang selalu mengharapkanmu meskipun ku sadari bahwa tuhan pun pasti tertawa menggelengkan kepala setiapkali aku memohonkan takdir yang tak pernah ia tuliskan.

Tetaplah tersenyum disana menatapku dengan bahagia. Salamku untukmu, senyumku untukmu dan doaku selalu untukmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar