Aku
paham dengan apa yang terjadi denganku saat ini, aku bahkan mengetahui jika
yang aku lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Aku tetap mencintaimu namun aku
juga tak berdaya dengan perasaan yang tumbuh ini kepadanya. Aku benar-benar tak
berdaya ketika berada di dekatnya, seakan dia mengerti tentang kejenuhanku dan tentang
perasaanku yang ingin mempunyai ruang untuk kesendirianku.
Semua
rasaku terhadapmu yang dulu kembali kurasakan kepadanya namun harus kuakui jika
perasaan ini terhadapmu masih sangat menginginkan dirimu selalu ada di dekatku.
Aku selalu bercerita banyak hal kepadanya, tanpa sepengetahuanmu aku sering
berjumpa dengannya di berbagai acara yang diadakan oleh teman-teman kuliahku.
Selama ini aku tak pernah menceritakan tentang perkenalan dan keakrabanku
dengan seorang pria yang tak lama ini telah menjadi teman yang rajin mendengar
ceritaku.
Di
berbagai celah kesibukan yang kujalani beberapa minggu ini aku selalu
menginginkan semangat darimu namun kamu hanya tak peduli denganku bahkan kamu
hanya mencela dan mengutuk teman-teman atau orang-orang di sekitarku. Kamu
menuduh mereka yang merusak hubungan kita, kamu tidak pernah setuju jika aku
bergabung dengan beberapa organisasi kampus dengan alasan semua yang kulakukan
tak pernah penting dan bagimu mereka teman-temanku adalah orang yang telah
menjauhkanmu dariku. Namun tak pernah kamu sadari tentang pergaulanmu di luar
sana selama ini. Kamu hanya menginginkan keberadaanku disaat teman komunitasmu
itu sibuk dengan urusan pribadi mereka, disaat kamu tak membutuhkanku jangankan
menghubungiku, aku bertanya kabar, keberadaan dan keadaanmu saja kamu sudah
menganggapku possesif atau suka mengatur kehidupan pribadimu.
Disaat
yang sama di berbagai celah kesibukanku dia selalu muncul disaat aku
membutuhkan semangat. Dia lah orang yang mengajakku bercanda, cerita dan selalu
ingin mendengar ceritaku. Tak jarang dia memberikan motivasi ataupun pandangan
hidup kepadaku. Aku benar-benar tak berdaya dengan perasaan ini. Aku
benar-benar inigin merasakan kesendirian namun aku juga ingin kamu menjagaku
dan berada di dekatku. Di satu sisi aku juga ingin dia selalu bersamaku namu
aku tak ingin kalian saling mengenal satu sama lain. Aku tak pernah bercerita
tentangmu kepadanya begitu pula kepadamu yang tak pernah ku ceritakan
tentangnya.
Seiring
berjalannya waktu aku merasakan diriku luluh akan dirinya. Meskipun aku mencoba
menjaga jarak namun tetap jika dia menghampiriku selalu saja aku ini ingin
lebih dekat dan tetap tertawa lepas serta cerewet kepadanya. Jujur yang
kurasakan ini adalah perasaan suka kepadanya. Tanpa sepengetahuan siapapun
akhir-akhir ini aku selalu berkomunikasi dengannya melalui pesan di media
sosial, meskipun hanya bertanya kabar hingga bercanda seadanya.
Tanpa
sepengetahuanmu juga aku bahkan menerima ajakannya walau hanya sekedar makan
malam atau berjalan-jalan di sore hari. Suatu hari ingin rasanya menceritakan
kepadanya tentangmu dan tentang kita namun aku tak ingin jika dia menjauh hanya
untuk menjaga jarak denganku. Terkadang juga disaat aku bersamamu ingin rasanya
hatiku jujur kepadamu tentangnya namun aku takut kamu kecewa dan pergi
meninggalkanku hanya karena kebodohanku ini.
Jujur
yang kurasakan disaat aku bersamanya aku merasa nyaman namun disaat yang sama
aku juga bersedih karena mengingat tentang kita dulu yang seperti ini, berbeda
dengan kita yang sekarang, kamu yang sekarang seolah membenciku dan ingin
menjauh dariku. Aku tetap mencintaimu dan menginginkanmu disisa usiaku namun
maafkan aku yang pernah membagi cintaku kepadanya.
Ceritain ajaaa ceritaaa... ntar jadi jerawat.
BalasHapus*)ini bukan fiksi kan? hahaha
Ini tetap fiksi kak.... Hahaha... Nanti suatu saat ada cerita non fiksi kok...
HapusDiantara dua pilihan yang sama-sama enak, memang ga mudah.
BalasHapusUntung hanya fiksi :D
Semoga dalam pikiran dan khayalan saya saja yg juga bilang sama2 enak, semoga dalam kenyataan tidak... 😊
HapusDaripada melakukan lebih baik dituliskan melalui pikiran meskipun cuma dalam bentuk fiksi atau khayalan..