Sungguh tak pernah ku sangka dari
mana arahnya perasaan ini datang menghampiriku. Bagaikan rejeki dari arah yang
tak disangka-sangka yang dikirimkan tuhan kepadaku. Aku percaya bahwa Allah SWT
tidak pernah ingkar atas apa janji dan rencana yang telah ia tetapkan pada
hambanya. Begitu pula tentang perasaan Cinta hambanya kepada sesama makhluk
ciptaannya.
Katanya mustahil untuk kita bisa
bersama karena katanya cinta beda agama itu haram. Aku berani bersumpah jika
perasaanku ini mengartikan rasa suka kepada Raline. Jujur aku mencintainya
bahkan aku juga bisa mengetahui dengan jelas perasaannya kepadaku. Kami saling
mencintai dalam diam, memendam rasa dalam tawa dan saling menyayangi dengan
batas. Batas yang dinamakan Agama. Dalam hati kami selalu bertanya mengapa
tuhan menciptakan perbedaan kalau memang itu haram?
Dari awal masuk kuliah disaat pertemuan
pertama dengan beberapa teman-teman baru yang berasal dari berbagai suku dan
agama aku merasa jika salah satu dari teman wanita ada yang menarik perhatianku
karena tatapan dan senyumannya. Sesekali kami saling menatap tanpa sengaja
meskipun hanya beberapa detik namun disaat dia menyadari terkadang dia
tersenyum malu bahkan beberapa kali senyumannya langsung mengarah kepadaku.
Tak butuh waktu lama untuk bisa
mengetahui nama dan asal usul nya. Aku mengetahui beberapa hal tentang Raline
karena beberapa kali aku selalu dipertemukan di kelompok yang sama dengannya
bahkan seringkali kami ditunjuk berpasangan untuk mewakili kelompok bahkan
mewakili beberapa teman-teman. Sejak saat itu aku akrab dengannya tak jarang
kami saling menghubungi hanya sekedar bercanda dan saling curhat melalui media
sosial. Namun sekali lagi kami hanya bisa memendam rasa yang tak terucap. Kami
saling mengetahui rasa namun malu saling berucap itu karena kami berbeda
keyakinan.
Disaat aku membaca Al Quran
terkadang aku teringat akan dirimu disana yang membaca Al Kitab. Disaat ku
langkahkan kaki ku menuju Masjid aku pun teringat akan langkahmu menuju Gereja. Disini tangan ini menggenggam
tasbih dan disana kamu mengenakan kalung salib. Disaat kamu melantunkan pujian
aku tak hentinya berucap Shalawat. Disaat kamu menggenggam tanganmu untuk
berdoa disini aku juga mengangkat kedua tanganku untuk berdoa. Aku berdoa
kepada tuhan untuk merubah takdir yang telah dituliskannya padaku walaupun aku
mengetahui jika semua ini takkan merubah apapun.
Aku selalu berharap kita bisa bersatu
karena cinta namun kenyataannya tidak. Kita bisa bertemu karena cinta dan takdir namun cinta
dan takdir ini tak dapat membuat kita bersatu. Mengapa kita hanya bisa bertemu
namun tak bisa menyatu? Mengapa Agama menjadi sekat diantara dua orang yang
cintanya begitu melekat? Aku pernah berpikir bahwa Jodoh itu tuhan yg atur
bukan Agama. Meskipun orang berkata untukmu Agama mu dan untuk ku Agama ku tapi
aku yakin perasaan kita satu.
Kita
saling mendoakan meskpun tak bisa dipertemukan oleh tuhan. Apa yang bisa kita
lakukan sekarang? Kita juga tak dapat memaksakan keinginan apalagi menuruti
nafsu. Apakah kita harus jatuh pada pilihan berhenti? Aku tak pernah mengetahui
jawaban beberapa pertanyan yang selalu menghantui pikiranku.
Aku
tak pernah peduli entah bagaimana akhir dari semua ini, aku tak bisa mengetahui
apakah kamu adalah jodohku atau bukan namun bagiku yang terpenting untuk saat
ini kamulah yang aku perjuangkan. Meskipun kamu tahu jika hubungan ini tiada
kepastian namun kamu tetap selalu berada di sampingku menemaniku dalam diam dan
tawa.
Aku
percaya tuhan pasti akan menunjukkan jalan dan rencananya yang lebih indah pada
kita. Mintalah aku pada tuhanmu sebagaimana aku memintamu pada tuhanku dalam
doaku. Meskipun doa kita berbeda tapi yakinlah kita akan dipertemukan pada Amin
yang sama.
Iini kisah Fiktif yang mungkin saja nyata bagi sebagian orang, Bersambung...
Iini kisah Fiktif yang mungkin saja nyata bagi sebagian orang, Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar