Walau
perih hati yang kurasakan tanpa ada cintamu lagi di sisiku aku tetap mencoba
pergi mengarungi jalan takdirku sendiri. Semua tentang khayalanmu yang ingin
mempunyai rumah mewah, tentang harapanmu yang ingin menjadi ibu dan keinginanmu
menjadikanku seorang ayah dari sepasang anak kembar yang sangat kamu inginkan,
juga tentang khayalan gila mu yang ingin mengelilingi indahnya negeri ini
berdua denganku kini hanya menjadi sebuah mimpi, angan dan harapan yang kita
rangkai bersama.
Dalam
gelisah hati yang kurasa saat itu sering aku bertanya dalam hati tentang
perasaanku yang sedih tanpa aku ketahui sebabnya. Betul yang kurasa tentang
kesedihanku saat itu, telah berakhir semua kenyataan tentang dirimu, aku
mengetahui semua tentang perjodohanmu sebelum kamu mengatakannya padaku. Besar
harapan kedua orangtuamu untuk melihatmu bahagia bersamanya, aku pun mengerti
harapan mereka disaat mengatakan semuanya kepadaku. Aku hanya bisa menuruti demi
kebahagiaan kamu dan keluargamu meskipun harus menahan kesedihan dan air mata.
Harus
aku akui ini semua salah ku yang memilih untuk hadir di hidupmu. Seakan tak
percaya kenyataan ini, aku merasakan baru saja beberapa hari yang lalu kita
bersama merangkai khayal bersama. Setelah mengetahui semua ini aku berharap
setelah hari ini aku terbangun dan aku berharap ini bukanlah sebuah kenyataan.
Aku pun berharap jika ini adalah sebuah kenyataan aku tak ingin terbangun lagi
dari tidurku di malam ini.
Aku
mencoba memilih untuk diam tak mengatakan apapun padamu walaupun kamu terkadang
marah dengan sikapku yang tidak begitu ceria dari sebelumnya. Beberapa hari
berlalu aku mencoba mencari tau siapa dia yang akan menjadi orang yang membuat
khayalanmu menjadi nyata. Aku tak ingin dia lebih buruk dari apa yang kamu
benci dariku, aku tak ingin dia menyakitimu disaat aku tak ada lagi bersamamu,
yang aku inginkan dia lebih baik dari apa yang kamu sukai tentangku, aku ingin
dia selalu bisa membuatmu ceria, selalu bisa menuruti permintaanmu yang tidak
masuk akal dan aku ingin dia membuat semua harapanmu menjadi sebuah kenyataan
dan juga bisa membuatmu bahagia.
Beberapa
hari sebelum hari pernikahanmu aku bertemu dengannya berkat bantuan kakak
iparmu. Kami bercerita cukup lama, dia memperkenalkan dirinya dengan ramah. Dia
bertanya padaku tentang bagaimana dirimu, dengan semua yang aku ketahui
tentangmu ku ceritakan padanya. Aku mengatakan padanya jika kamu adalah orang
yang keras kepala, takkan pernah berhenti meminta dan mengingatkan jika yang
diinginkan belum dikabulkan, kamu suka makan meskipun setelah makan selalu
merasa bersalah karena selalu berjanji pada cermin untuk memiliki tubuh ideal,
aku juga berkata jika kamu ingin menjadi seorang ibu mempunyai sepasang anak
kembar dan ingin menikmati indahnya negeri ini bersama ayah dari anak anak mu
nanti. Tampaknya dia begitu serius menyimak ceritaku sampai dia tersenyum tulus
untuk menantikan perkataanku selanjutnya.
Aku
merasa sedikit legah bertemu dengan dia yang kelihatannya begitu dewasa dan
bijak serta berkecukupan untukmu dan masa depanmu. Pada awalnya aku berjanji
pada ego ku untuk menyakitinya secara fisik jika suatu saat bertemu dengannya
namun entah mengapa aku lebih memilih untuk berusaha rela melepasmu bersamanya
walau hati ini tak pernah bisa mampu menerima kenyataan.
Disaat
yang sama dia tersenyum dan memintaku untuk menghadiri pernikahanmu. Sekejap
aku merasa marah padanya namun dia berkata
“jika kamu mencintainya datanglah
bertemu dengannya, hapus air mata kesedihannya, meskipun dia bukanlah takdirmu
namun kamu masih bisa melihat dan mendengar kabarnya, janganlah hidup dalam
penyesalan seperti diriku ini, aku pernah menemukan takdir hidupku namun dia
juga pergi meninggalkanku bukan sementara namun selamanya, kabar, wajah, suara,
senyum dan air mata nya takkan pernah bisa aku dapatkan lagi, dia juga punya
harapan yang ingin aku kabulkan tapi aku juga tak ingin dia bersedih tidak
merasa tenang menungguku disana.”
Setelah
pertemuan dan percakapan itu aku berjanji akan menghadiri pernikahanmu walau
harus menanggung malu dan kesedihan aku akan menemuimu menghapus air mata
kesedihanmu dan aku berjanji akan tersenyum untukmu demi melepasmu bahagia
bersamanya.
FLASH BACK : Seorang Pria (dia)
yang ingin dijodohkan dengan wanita dalam cerita ini adalah orang yang ada di
kisah AKU MENGERTI KARENA AKU MERASAKANNYA (Baca dan Klik Disini)