Aku teringat beberapa tahun yang lalu ketika pertama kalinya aku melihat dan mendengar suaramu, waktu itu kamu terlihat sangat manis dengan postur tubuh yang sedikit mungil dan rambut hitam serta wajah yang putih mulus membuatnya semakin tampan di mataku. Hingga saat ini kita sering kali bersama namun kamu tetap seperti yang dulu ku kenal, senang rasanya bisa mengenalmu.
Aku adalah wanita yang sedikit berbeda dengan wanita pada umumnya, aku lebih nyaman ketika berpakaian dengan baju kaos lengan panjang, celana jeans yang tidak ketat. Aku juga tidak terbiaa dengan produk-produk yang menawarkan kecantikan wajah. Walaupun sering dibilang tomboy tapi aku adalah wanita muslim yang selalu memakai jilbab dengan gaya sederhana bukan bergaya ala-ala jilbab warna-warni yang di lilit, dilipat dan ditusuk dengan banyak pentul. Bagiku yang penting bergaya bebas namun sesuai dengan wajah dan tubuhku membuatku nyaman dan tidak merasa tersiksa.
Teringat suatu hari ketika aku merasa takut bahwa aku akan menyesal jika aku tidak mengatakan perasaanku padamu, tapi aku adalah seorang wanita dan tak mungkin rasanya jika aku mengatakan kepadamu. Saat itu aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku menyesal atas pertemuan ini, aku merasa sedikit kecewa ketika aku mengetahui jika saat itu dia sudah mempunyai seseorang yang mengisi hatinya.
Aku tahu, kamu berpikir bahwa aku tidak seharusnya mencintaimu. Aku mencoba untuk menyembunyikannya, tapi tetap seperti itu.. rasa ini selalu muncul di dalam dadaku, rasa yang membuat bibirku sesekali tersenyum ketika melihat tingkahmu yang selalu ceria. Senyuman bibirmu serta wajahmu yang polos bahkan masih dapat terlihat ketika aku menutup mata. Aku juga tahu perasaanmu padaku, tidak sedikit orang yang mengatakan jika aku dan kamu memiliki beberapa kesamaan bahkan di depan kita mereka berkata jika aku dan kamu itu serasi, semua orang pun merestui dan semua orang pun mengetahui jika diantara kita ada bahasa yang tak terucap, semua orang melihat jika tatapan ikhlas dan senyum ketulusan ini yang membahasakannya.
Mengapa jantung bodohku ini selalu berdebar? Mengapa ingatan tolol ini selalu memuat rekaman kenangan keseharianku denganmu? Mengapa bibir mungilku ini tersenyum ketika merasakan debaran jantungku? Aku heran namun juga merasa aneh sendiri, pernah beberapa kali aku merasakan jatuh cinta namun ini pertama kalinya aku tidak dapat menafsirkan sesuatu yang ada di dalam diriku. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Atau hanya diriku yang merasakan hal ini?
Kita selalu membahasakan perasaan dengan cara bercanda di depan beberapa orang dengan mengumpamakan sesuatu atau dengan jelas mengumpamakan itu adalah kita namun hanya tampak senyum candaan dari kita. Aku tahu semua yang kau ucapkan bukanlah candaan dan kamu juga tahu akan hal itu.
Aku tahu dan aku takut bahwa aku
akan menyesal jika aku tidak mengatakan itu tapi… aku katakan dari awal bahwa
aku menyesal dengan pertemuan ini. Aku sesali bertemu denganmu disaat kamu
telah menjadi miliknya. Mengapa tuhan mempertemukan kita disaat kita telah
memiliki seseorang yang terlebih dahulu mengisi hati kita? Sering juga aku
bertanya dalam hati tentang apa yang kamu pikirkan ketika aku mulai berpikir
untuk bisa selalu bersamamu. Tapi sudahlah, biarkan ini menjadi rahasia antara
aku dan kamu. Tetaplah seperti itu, bahagialah bersamanya dan aku juga akan
bahagia bersamanya. Merasakan kebahagiaanmu juga bahagia untukku dan aku tahu
kamu juga berpikir seperti itu. Aku akan
terus menggenggam erat kenangan dan perasaan ini itu adalah janji yang tak
terbahasakan dariku untukmu.
Cinta memang selalu indah untuk diceritakan, sejak orang mulai mengenal dunia tulis menulis, dan budaya bercerita, cinta selalu saja menjadi tema utama, tengok kisah jaman baheula seperti 1001 malam, isinya tak lepas dari drama percintaan
BalasHapussusah ya nulis dari sudut pandang yg beda gender hehee
BalasHapusiya juga kak, tp ini adalah tantangan terdahsyat saat menulis cerita krn harus menjadi orang lain dulu terkhusus lagi harus menjadi gender yg berbeda. hhaa...
Hapus