Ketika
aku mengingat tentangmu rasanya ingin mengulang semua apa yang pernah kita
lewati bersama. semua tentang senyummu ketika tiap kali kamu menatapku, tentang
cerita curhatanmu ketika kamu mengalami hal lucu atau curhatanmu yang menurutmu
membuatmu galau, tentang keluhanmu ketika kamu tidak suka dengan orang-orang di
sekitarmu, tentang bagaimana kamu yang selalu bisa membuatku tertawa dengan
tingkahmu yang sedikit aneh dan sedikit gila. Semua itu membuatku ingin
memelukmu, menarik rambutmu dan juga ingin rasanya menarik hidungmu yang
mancung serta mencubit pipimu sekeras-kerasnya.
Tapi
kini kamu berada jauh dariku, ini sudah ketiga
kalinya kita berpisah dengan jarak yang sangat jauh. Aku teringat disaat pertama kalinya kita merasakan hubungan
jarak jauh, rasanya sehari itu bagaikan seminggu, tak ada kabar darimu dalam
sehari membuatku resah dan khawatir denganmu, saling mengingatkan dan saling
percaya yang membuat kita bertahan pada saat itu. Disaat kita menjalani
hubungan jarak jauh yang kedua kalinya
saat itu kamu pergi sangat jauh dariku dengan alasan kuliah di tempat yang dulu
sangat kamu impikan dan juga aku kuliah di tempat yang menurutku bagus untuk
diriku ini. Rasa jenuh dan rasa curiga pun mulai merasuk ke dalam diri
pikiranku, aku selalu berpikir jika kamu akan dimiliki orang lain dan aku juga
mulai merasakan jika jarak hati dan pikiran kita sudah mulai tidak seperti
biasanya lagi.
Hampir
setiap hari aku marah padamu dengan masalah yang sama, masalahnya hanya karena
kamu tidak lagi banyak mempertanyakan tentang hari-hariku bahkan kamu tidak
lagi sesering dulu menelpon ataupun mengirim sms tentang kabarmu disana. Sampai
akhirnya aku menuduhmu mempunyai kekasih disana tapi kamu hanya menganggap aku
bercanda dan kamu menganggapku marah hanya sekedar marah tanpa meperdulikan
persaanku. Kamu terlalu sibuk dengan kegiatan kampus, dengan organisasi, dengan
lembaga, dengan mahasiswa baru tiap tahunnya dan hanya peduli dengan keceriaan
bersama teman-temanmu sampai kamu melupakan jika ada seseorang yang merindukanmu
dan sangat ingin perhatian darimu.
Saat
itu aku memutuskan ingin mengakhiri hubungan kita karena aku menganggap jika
aku terus begini maka kita tidak akan bisa merasakan kebersamaan kita yang
seperti dulu lagi. Disaat aku mnginginkan untuk mengakhiri hubungan kita kamu
malah tidak menginginkannya dan aku memutuskan untuk bertahan dan menunggumu
kembali.
Tiba
saatnya ketika kami hampir menyelesaikan studi, kami pun mengatur rencana untuk
bertemu. Setelah sekian lama tidak bertemu rasa rindu bercampur haru mulai
terasa didalam dadaku. Tak lama kemudian akhirnya hari itu telah tiba dimana
kita bisa bertemu. Aku menatapmu sambil ku pegang tanganmu, aku melihat
kesedihan di wajahmu saat itu, kamu terlihat kurus namun wajahmu begitu bersih
dan senyum dan tatapanmu sama sekali tidak berubah. Saat itu Aku merasa sangat bahagia
bisa berjumpa denganmu.
Hari-haripun
berlalu dan kamu tetap sama seperti yang dulu. Aku merasa sedikit menyesal
dengan semua yang pernah ku pikirkan tentangmu. Suatu ketika aku merasa
khawatir denganmu ketika aku mendapat kabar jika kamu sakit dan dirawat di
rumah sakit. Dengan perasaan yang khawatir aku menuju ke rumah sakit namun
ternyata kamu tetap saja bercanda dan mengejekku ketika aku panik dan
menanyakan keadaanmu.
Awalnya
aku tidak pernah tahu mengapa kamu bisa terbaring diatas tempat tidur besi
dengan seprai putih itu. Ketika aku bertanya padamu kamu hanya menjawab hanya
karena lelah makanya kamu bisa berada di tempat itu, begitu pula ketika aku
menanyakan kepada setiap orang yang datang menjengukmu. Terkadang aku juga
merasa heran melihatmu berhari-hari terbaring dan semakin lemas. Entah mengapa
hari itu aku meneteskan air mata dan ku beranikan diri untuk menanyakan
kepadamu tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Aku
mengingat senyumanmu dengan bibir yang pucat saat itu kamu memegang tanganku
dan bercerita tentang penyakit yang selama ini aku tidak pernah mengetahuinya.
Saat itu aku belum tahu tentang penyakit yang bernama Lupus itu, aku hanya
beranggapan jika itu hanya istilah dalam kedokteran yang mungkin saja artinya
pasien yang kelelahan namun ternyata setelah aku mencari tahu tentang penyakit
itu aku pun tak berdaya menahan kesedihan ketika aku mengetahui jika Lupus itu
salah satu penyakit yang mematikan.
Setelah
saat itu beberapa hari kemudian aku hanya bisa melihatmu terbaring dalam
keadaan tidak sadarkan diri. Aku selalu tersenyum dan memberimu semangat
walaupun air mata ini tidak dapat tertahankan.
Suatu
hari saat itu aku melihat tepat di depan mataku semua orang yang berada di
sekitarku menangis mengeluarkan air mata dan aku tahu dan aku melihat jika
orang yang aku sayangi telah pergi untuk selamanya. Ketika aku mengetahui jika
orang yang aku sayangi telah pergi untuk selamanya aku tetap tersenyum dengan
harapan jika semua ini tidak nyata sampai akhirnya aku terjatuh dan tak
sadarkan diri. Sesaat kemudian aku membuka mata dan beberapa orang memelukku
dengan tangisan air mata. Aku tak kuasa menahan kesedihan yang sangat dalam.
Aku tidak menyalahkan tuhan, aku tidak menyalahkan siapa-siapa jika memang ini
takdir yang harus aku jalani aku harus menerimanya meskipun dengan kepedihan
yang tak berujung.
Kini
aku harus menjalani hubungan jarak jauh yang ketiga kalinya denganmu, tapi kali
ini kamu benar-benar tidak akan lagi memberi tahu kabarmu disana, kini aku
tidak dapat mendengar suaramu lewat telpon, aku tidak akan lagi melihat
senyummu dan candaanmu serta ejekanmu padaku. Aku merindukanmu.. apakah kamu
baik-baik saja disana? Apakah kamu punya teman baru disana? Apakah kamu
merindukanku disana? Dan apakah kamu merasakan apa yang kurasakan tiap kali aku
menginngat tentangmu?
Aku
sangat menyesali keegoisanku padamu yang dulu, kamu dengan sabar bisa
menghadapi sifat keras hatiku ini. Meskipun harus menunggu puluhan tahun
lamanya kelak suatu saat aku akan menjumpaimu.
Aku
merindukanmu… aku merindukan semua tentang senyummu ketika tiap kali kamu
menatapku, tentang cerita curhatanmu ketika kamu mengalami hal lucu atau
curhatanmu yang menurutmu membuatmu galau, tentang keluhanmu ketika kamu tidak
suka dengan orang-orang di sekitarmu, tentang bagaimana kamu yang selalu bisa
membuatku tertawa dengan tingkahmu yang sedikit aneh dan sedikit gila. Aku
ingin sekali lagi bisa memelukmu….
Cerita
ini hanya cerita fiktif belaka yang terlahir dari khayalan dan kesendirian
penulis. Jika ada kesamaan kisah atau tempat mohon dimaafkan.
bukan fiksi juga ga pa pa kog hehehee
BalasHapuswawww rasanya ketika seorang yg cerita jelan2nya sering saya baca dan membuat saya terkagum2 tiba2 muncul dan koment di tulisanku yg tidak seberapa ini.
Hapusterimakasih kak mila...
hikss hikss hiksss
BalasHapushakss.. hakss.. lama tidak berjumpa sodara chan... terimakasih sdh berkunjung.. #TraktirTraktirDulu
Hapusya merindukan seseorang yang pernah ada di hati itu wajar kok :)
BalasHapus"cinta dan kenangan sangat sulit untuk di pisahkan"