Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Senin, 08 Oktober 2018

AKU HANYA "wanita" DRIVER OJEK ONLINE! [Bagian III]





     Hari ini yaitu hari kamis. Seperti biasa setelah meneyelesaikan beberapa orderan di pagi hari biasanya aku menyempatkan diri untuk sekedar istirahat di sebuah cafe. Tepat pukul 10:16, aku memasuki cafe sambil memesan minum dan duduk di salah satu bangku. Dari arah depan terlihat seorang wanita mengenakan seragam ojek online mengarah tepat di hadapanku.

"Boleh aku duduk disini?" Kata wanita tersebut.

"Iya boleh" Jawabku.

"Ehh.. Kak Arin??" Katanya sambil menunjuk ke arahku.

"Almirahh?" Sambil ku tatap jelas wajahnya yang tidak asing bagiku.

     Aku pun berdiri memegang dan berpelukan dengannya sambil saling teriak girang melepas rindu.

"Wahh... Sudah lama yah kita tidak bertemu semenjak kamu sudah melahirkan" Kataku pada almirah.

"Iya nih kak, ehh kak Arin lagi istirahat apa lagi menunggu seseorang?"

"Yah seperti itulah, Aku mau sarapan nih tadi pagi lupa karena semangat terlalu membara, hahaha, ehh bagaimana kabarmu selama ini? Anakmu sehat kan?"

"Alhamdulillah aku baik kak dan juga si dera alhamdulillah sehat kak. Dia sudah bisa sebut kata mama loh... Aku sih berharap suatu saat dia tidak pernah bertanya tentang bapak nya.. hahaha..."

"Kasihan yah anak kamu Mir tiap hari kamu tinggal dan juga dia tidak pernah rasa Kasih sayang bapak nya, aku sedih loh Mir..." Kataku dengan sedikit sedih.

"Ahh tidak masalah kok kak, lagian aku titip dia sama Ibu ku. Tenang aja kak masih banyak bapak-bapak diluar sana yang terpesona dengan mama nya, huhuhuii..."

"Ihhh... Kamu yah masih aja genit seperti duluu, nanti si mantan suami yang terpesonaa, hahaha"

"Iyaa dong kak kalau gak begini nanti gak lakuu deh.. Upsss!! Hahaha" Menatap dan meledekku.

"Ihh apaan sih, suka gitu deh sama aku" Aku tersenyum malu.

"Yaudah dehh kakak cantikkuu aku mau lanjut dulu yeehh.. Kakak makan yang banyak karena baper itu butuh banyak tenagaaa.. hahaha"

"Ihh... Sanaa sanaa pergiii..."

"Ehh Miraa... Bagi nomor WA kamu dong, Lama kita tidak berkomunikasi.. Kamu sih suka gonta ganti nomor!"

"Iya kak aku masih simpan nomor kak Arin, Coba cek HP nya itu nomorku kak.
Oke yah Kak Arin? Byee Cuantikk!!"

     Kemudian Almirah berlari sambil melambaikan tangannya. Tapi tunggu ada yanh aneh!

"Hehh! Heiii Almirah!! Miraah!!" Teriak Kencang.

     Mendengar teriakanku Almirah pun berbalik dan kembali berlari menuju ke arahku sambil tertawa keras.

"Hahahaaa..." Tawa keras Almira.

"Nih anak lalod nya gilaa makin parah tingkat dewaaa... Malah ketawaaa..
Kamu tadi kesini mau apa? Numpang duduk disini buat apa?? Hah? Malah pamit langsung lari" Kataku sambil senyum meledek padanya.

"Iyaa aku lupaaa.. Tadi juga lagi pesan makan dan mau makan.. hehehe" Dengan ekspresi tak bersalah.

"Yeehh dasar oon bin lalod!"

     Beberapa menit kemudian disaat kami lagi asyik makan tiba-tiba Almirah bertanya sesuatu.

"Kak Arin!"

"Hmmm" Jawabku.

"Kak Arin pernah pacaran gak sih?"

"Nanya kok yang begituuan? Mau ngejek lagi kamu?"

"Tidak kak ini serius, Selama kita kenal Kak Arin tidak pernah cerita masalah asrama alias Asmaranya kakak" Tampaknya Almirah serius bertanya.

"Dulu aku pernah punya pacar. Kami juga pacarannya cukup lama kok. Ahh.. itu tidak penting untuk diceritakan" Sambil ku lanjutkan mengunyah.

"Cukup lama pacaran? Kok kakak putus? Apa ada ornag ketiga alias pelakor?"

"Hmmm.. Bisa dibilang iya tapi dia bukan pelakor juga sih"

"Maksud kakak?" Dia menatapku serius.

"Jadi dulu itu kami masih pacaran belum ada kata putus tapi tiba-tiba dia menikah dengan wanita lain, aku pun tidak pernah tau alasannya hingga akhirnya kami tidak saling berhubungan dan berkomunikasi dalam waktu yang lama.. Yahh begitulahh"

     Mendengar ceritaku nampaknya membuat Almirah penasaran. Kebetulan Almirah ini dulu tempat aku berbagi kisah dan keluhan maka dari itu aku juga menceritakan segalanya pada Almirah.

"Maaf yah kak aku nanya begini tadi aku kira kakak mau jawabnya bercanda tapi maaf yah kak"

"Iya tidak apa-apa lagian kalau dipendam sendiri bisa jadi beban juga. Lagian kamu kan bukan orang yang baru dalam hidupku"

"Iya kak, Aku juga pernah melewati masa sulit dalam menjalin suatu hubungan, Kakak tau kan saat aku hamil suamiku pergi dan memilih selingkuhannya dibanding aku? Dan kakak juga kan yang dulunya tempatku bercerita dan menangis"

"Tapi kenapa dulu Kak Arin tidak pernah cerita padaku tentang ini kak?" Lanjut Almirah.

"Bagaimana bisa aku cerita sama orang yang juga pikirannya banyak beban dan masalah? Kamu aja dulu punya banyak masalah masa iya aku tambah dengan cerita masalahku"

"Iya juga sih kak, Tapi kakak terakhir ketemu atau berkomunikasi dengan dia kapan?"

"Aku terakhir ketemu kemarin pagi dan terakhir berkomunikasi juga kemarin" Aku sambil tersenyum menatap Almirah.

"Kak yang oon dan lalod disini siapa yah? Kok aku bingung?"

"Yah dodoll... Jadi ceritanya beginii.."

     Aku Menceritakan Tentang Kejadian Kemarin Kepada Almirahi dan dibalik lalodnya ternyata Almirah orang yang paling paham dengan perasaan dan kisahku ini.

"Kak memang kita itu wanita tapi kita juga tidak boleh lemah apalagi dengan mudah mengeluarkan air mata hanya untuk orang yang belum tentu hatinya untuk kita. Angkat kepalamu princess!! Jangan biarkan mahkotamu terjatuh! hahaha.." Sebuah kata bijak dari Almirah.

"Aku tuh harus banyak belajar sama kamu Mirah"

"Kak masih banyak pria diluar sana yang bisa menerima kita, Kakak kurang total sih kalau berhadapan dengan cowok!"

"Kak Arin jangan terlalu memikirkan dia, Kalau Kak Arin tidak bisa Maafkan maka cukup Lupakan, Kalau Kak Arin tidak bisa Lupakan cukup Maafkan saja kak. Kalau sudah merasa legah maka Kak Arin harus Lepaskan dan Lupakan!" 

     Entah Almirah sadar dengan ucapannya namun baru kali ini aku mendengar kata mutiara dari orang seperti dia. Aku merasa terharu mendengarnya 

"Mirah apakah ini adalah dirimu yang sebenarnya? Kamu membuat mataku menahan tetesan air mata, Kamu yang selama ini aku anggap adik kecil yang lalod ternyata punya pikiran lebih dewasa dariku"

"Makanya menikah dong kak supaya lebih paham tentang hubungan dan juga tentang pria, hahaha.." Menatapku dengan ledekannya.

"Iyaa doakan saja semoga aku bisa dapat yang terbaik" 

"Ehh menikah itu enak loh kak tiap malam bisa dipeluk, dibelai, dimanja" Sambil berbisik ke arahku sambil melanjutkan berkata, 

"Tapi sekarang aku Jarang Dibelai, Kering dan Ahh sudahlah... Entar juga Kak Arin tau rasanya"

"Ihh apaan sih kamu ini jorok deh!" Sambil tersenyum malu sebenarnya aku juga sedikit membayangkan.

     Suasana hatiku pun kembali senang dan ceria setelah mendengar cerita dan saran dari Almirah. Tanpa terasa kami menghabiskan banyak waktu melepas rindu maka setelah percakapan itu kami pun berpisah untuk melanjutkan pencarian rejeki kami.

     Sesaat sebelum meninggalkan cafe ku tatap HP ku yang terus bergetar. Yah lagi-lagi telepon dari Iyan. Aku abaikan aja, atau aku blokir aja yah nomornya? Biarkan aja dia menelpon sampai bosan, kalu bosan tidak ada tanggapan pasti juga berhenti sendiri...

[Bersambung]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar