Masih di hari yang sama. Tepat pukul 15:00 HP ku berdering yang berarti ada orderan yang masuk. Maka dengan segera aku melihat nomornya dan juga segera menelpon.
"Halo, Betul ini dengan Alfina? Ini dari Ojek Onlien mbak"
"Iya betul mbak, Ini titik saya di depan Mall Jalan Ahmad Yani" Jawab mbak itu.
"Oh iya mbak aku dekat kok, sabar yah Mbak"
"Iya mbak"
Tak lama kemudian aku pun sampai di lokasi dan bertemu dengan Alfina.
"Mbak Alfina Yanti?" Menatap orangnya.
"Iya betul kak" Sambil naik ke motor.
"Maaf yah Mbak kalau saya datangnya lama, di perempatan sana ada mobil jalannya lelet!"
"Iya kak tidak apa-apa"
Kemudian kami berangkat. Setelah beberapa saat di tengah perjalanan.
"Kakak ini namanya Arin yang dulu tinggal di Perumahan Mutiara Indah?" Tanya mbak Alfina.
"Iya mbak.. Kok tau sih? Padahal sudah lama loh aku pindahnya Mbak"
"Iya aku tau dong kak, dulu sewaktu kecil aku sering main depan rumah kakak" Katanya dengan suara manja.
"Sering main di depan rumah? Berarti kita tetanggaan?" Kali ini aku mulai penasaran.
"Bukan tetanggaan banget juga kak, Aku tinggalnya di belakang dekat lapangan depan mesjid kak" Jawabnya dengan nada lembut.
"Dekat lapangan depan mesjid??" Sepertinya aku mulai ingat.
"Anak yang suka main dengan sepeda pink yang selalu ditemani kakaknya"
"Hahh? Diaa kan anak kecil waktu itu?" Ucapku dalam hati.
Sekejap aku menepi dan menekan rem sambil berbalik menatap wajahnya.
"Haaahhh!!! Finaaa!!!" Teriak histeris kegirangan.
"Haii Kak Arin!" Tersenyum sambil mengangkat dua jarinya.
Fina ini adalah adik Iyan yang waktu itu masih SD dan sekarang sudah dewasa, cantik dan anggun.
"Ihh sekarang kamu sudah besar... Cantik dan tembem pipi nyaaa..." Cubit pipi Fina.
"Aduhh Saakiit kak..." Teriak Fina tersenyum.
"Kak Arin bagaimana kabarnya selama ini?"
Kemudian kami melanjutkan perjalanan sambil bercerita banyak diatas motor.
"Aku baik-baik saja seperti yang kamu lihat sekarang" Jawabku.
"Kakak tidak berubah, tetap cantik cerewet dan banyak gerak. Kakak juga awet muda loh dari dulu sampai sekarang wajahnya tetap begituu!"
"Ahh kamu bisaa ajaa.. Kakak jadi maluu.."
"Kakak sudah punya anak?"
"Jangankan anak, suami aja belum ada Finn.. Hahaha.." Tertqwa lepas.
"Sammaa dong kak.. Kita sama-sama single!"
"Yeeehh yang nanya kamu juga siapaa??" Dengan nada mengejek.
"Ehh tapi kakak tau gak sih kalau selama ini Kak Iyan masih sering cari tau keberadaan Kak Arin?" Ungkap Fina.
"Apakah ini betul? Apakah Iyan benar-benar mencariku?" Ucapku dalam hati.
"Oh yaa? Tapi Iyan kan sudah punya Istri dan Anak, dia harus menyayangi keluarganya lebih dari apapun" Kataku sambil teriak.
"Kalau itu Kak Iyan juga tau, Dia sayang kok dengan Istri dan Anaknya"
"Syukurlah kalau Iyan bahagia dengan keluarga kecilnya" Ucapku haru dalam hati.
"Kak Arin terakhir ketemu Kak Iyan pasti sudah lama banget kan?"
"Tidak juga... Beberapa hari yang lalu aku ketemu kok, kemarin juga dia hubungi aku bahkan hari ini mau ajak aku ketemuan"
"Kalau begitu Kak Arin ketemu aja sama Kakak.. Pasti dia mau cerita banyak hal"
"Aku sih mau aja Finn tapi aku sedikit takut jika ada yang melihat kami apalagi kalau Istrinya tau aduhh bisa jadi masalah"
"Nggak kak, aku yakin tidak akan ada apa-apa lagian Istrinya Kak Iyan bukan seperti yang Kak Arin pikirkan, dia bukan tipe wanita possesif dan pecemburu kak" Fina begitu meyakinkanku.
"Apakah betul istri Iyan seperti itu? Kalau aku mungkin akan cemburu jika tau suamiku ketemu dengan orang yang pernah dia sayangi" Ucapku dalam hati.
"Iya habis ini aku mau istirahat dulu dan siap-siap untuk ketemu Iyan" Kataku ke Fina.
"Iya Kak... Mungkin ini saatnya Kak Iyan mengatakan sesuatu sama Kak Arin dan mungkin ini cara tuhan mempertemukan kalian kembali sebagai manusia yang pernah punya rasaaa... Hahaha..." Ledek Fina.
"Ihh... Orang juga lagi serius mendengarkan ujung-ujungnya bercanda.. Dasar bocah!"
"Aku serius Kak, mungkin ini saatnya kalian bertemu dan menyelesaikan semua yang terjadi diantara kalian"
"Iya Finn semoga saja bisa cepat berlalu.. Ehh kamu sudah kuliah?"
"Iya kak, baru semester dua"
Setelah beberapa saat kami pun sampai ke tempat tujuan.
"Kak.. kak... Di depan sebelah mobil putih aku turun disitu saja kak!" Teriak Fina.
"Iyaa oke"
"Makasih yah Kak Arin... Aku jadi gak enak sama kakak... Aku tuh sudah anggap Kak Arin seperti Kakak sendiri"
"Iyaa Iyaa anggap saja kali ini kita sebatas penumpang dan driver ojek online!" Jawabku Ke Fina.
"Ehh.. Gak usah dibayar!! Katanya sudah anggap Kakak masa Adik sendiri harus bayar?" Lanjutku.
"Kan kali ini kita hanya sebatas penumpang dan driver ojek online??" Ledek Fina.
"Lain kali kalau dapat Kak Arin lagi baru deh aku gak bayar" Lanjut Fina.
"Ihhh Dasar Bocah!! (Cubit Pipi) Yaudah deh... Kali ini aku anggap penumpang lain kali kalau mau bayar harga 10x lipat!" Kataku sambil tersenyum.
"Hahahaha.... Iya deh kakak ku sayangku cintaku.. Makasih yah kak..."
"Iyaa dehh sayangkuu.. Aku pergi dulu yahh.. Semoga dilain waktu bisa bertemu lagi!! Dahh..." Kemudian aku beranjak pergi.
Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Iyan padaku? Apakah ada sesuatu yang tidak aku pahami selama ini? Tapi apa? Sebenarnya apa!?
[Bersambung]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar