Tidak pernah ku sangka hati keras
dan tak peduli tentang cinta ini bisa luluh oleh mu, hatiku yang dulu dingin
oleh perhatian seorang wanita kini dapat tersenyum. Harus aku katakan kepadamu
bahwa ada cinta yang lain yang lebih dulu menetap di dalam hatiku dan itu
menjadi salah satu alasan mengapa selama ini aku menutup hati kepada cinta yang
lain. Tapi entah mengapa kamu itu berbeda, kita tak saling mengenal dan tak
saling sapa namun seperti ada komunikasi antara perasaan yang sama. Saat ku
coba untuk mengenalmu tidak butuh waktu lama untuk bisa mengakrabkan diri
denganmu, sudah cukup lama sejak saat itu kita berteman disalah satu media
soisal namun tak pernah sekalipun aku ataupun kamu mencoba untuk saling menyapa
hingga akhirnya untuk pertama kali dalam hidupku aku merasakan bibir, hidung
bahkan tenggorokan ini perlahan tersenyum ketika kamu menyapa ku di salah satu
akun media sosial milikmu. Harus kuakui bahwa selama ini aku memperhatikanmu
walaupun hanya sebatas media sosial, semua tulisan aktifitas dan berbagai
fotomu jarang ku lewatkan.
Tahukah kamu disaat pertama kali
kamu menyapaku, rasanya tarikan nafas dan hembusan nafasku ini tidak dapat
berjalan secara otomatis, butuh beberapa waktu untuk bisa melupakan bahwa aku
bernafas secara sadar sambil tersenyum karenamu. Akupun tidak butuh
berhari-hari untuk bisa bercanda lepas denganmu, kita tak pernah bertemu namun
kita akrab bagaikan orang yang sudah bersahabat bertahun-tahun lamanya. Hingga
tiba suatu saat dimana pertama kali aku bertemu denganmu, saat itu kamu
terlihat begitu cantik meskipun dengan wajah yang tampak lelah dan sedikit
kusam. Aku memberanikan diri untuk menyapamu meskipun dengan cara bercanda, di
dalam hati aku merasa malu namun juga ingin menyapa dan mendengar suaramu.
Memang tidak butuh waktu lama untuk bisa mengakrabkan diri denganmu meskipun
itu singkat tapi rasanya lebih dari cukup bagiku untuk bisa menatapmu secara
diam dan bisa menyentuh tanganmu.
Disaat aku berusaha mencoba untuk
sejenak melupakanmu namun selalu saja aku tidak berhasil. Aku mencoba
meyakinkan diriku jika ini hanyalah rasa ingin memiliki, aku sadar jika kita
tidak saling membutuhkan dan aku sangat menyadari jika akan ada hati yang
terluka diantara kita jika tetap seperti ini. Aku memutuskan untuk tidak
berharap pada keinginan yang tak akan pernah menjadi kenyataan. Namun setelah
beberapa saat kita tidak saling menyapa tiba-tiba kamu mengucapkan kata rindu
kepadaku meskipun itu hanya sebuah candaan bagimu namun bagiku itu nyata. Aku
tak dapat berkata banyak, hanya ucapan terimakasih yang dapat ku katakan
kepadamu karena aku tak pantas untuk dirindukan dan sangat tak pantas untuk
masuk ke dalam hidupmu.
Setelah beberapa waktu berlalu
aku tetap meyakinkan diriku untuk menjaga perasaan kepadamu dan aku memutuskan
untuk mengakhiri semua ini dengan cara mengajakmu bertemu dan berbicara berdua,
aku berharap setelah pertemuan ini kita bisa saling melupakan. Di hari
pertemuan itu hanya ada aku dan kamu, masih saja kamu terlihat cantik.
tingkahmu yang selalu ceria dan banyak bergerak membuatku selalu tersenyum
menatapmu. Mulutku serasa terbunkam membisu tak dapat mengatakan untuk
mengakhiri semua ini ketika kamu bercerita tentang kisah cinta dan
perjodohanmu. Aku menyimak semua kisahmu dan aku mencoba untuk tetap menjawab
dengan nada bercanda meskipun ada sedikit rasa sedih karena ingin berpisah
denganmu. Saat itu kamu juga berkata
jika setelah hari ini kita tidak akan bertemu untuk waktu yang lama dengan
alasan kamu ingin melanjutkan study di tempat yang cukup jauh. Aku tetap menyimak
semua perkataanmu hingga akhirnya tanpa sadar tangan ini menyentuhmu dan
merangkulmu. Kamu terlihat biasa saja ketika aku merangkulmu bahkan kamu
berbalik memelukku dengan erat sambil menggoyangkan tubuhku dan kamu berkata
jika tubuhku ini sangat kecil dan mungil berbeda dengan pasanganmu yang
memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dan lebih berisi. Walaupun tubuhku
berada di dalam pelukanmu namun aku menyadari jika kita berdua tidak memiliki
rasa untuk saling memiliki bahkan nafsu untuk saling berpelukanpun mungkin saj
tidak kita rasakan.
Tahukah kamu apa yang kurasa
disaat tanganku memelukmu? Aku tidak merasakan cinta, rasa ingin memiliki
ataupun rasa yang aneh. Aku hanya merasakan kesedihan dan penyesalan, aku
merasa sedih karena pertemuan ini singkat, perkenalan ini singkat namun sangat
berkesan bagiku, aku merasa sangat menyesal mengapa baru saat ini aku bisa
mengenalmu, mengapa saat itu kamu tidak berada disini? Dalam hati aku hanya
dapat berkata terimakasih karena kamu telah mengizinkan aku untuk hadir dan
menjadi salah satu bagian dalam kisah hidupmu.
Hembusan nafas darimu dapat
kurasakan karena jarak antara kedua matamu sangatlah dekat dengan kedua mataku,
saat ku tatap matamu kamu sedikit tersenyum sambil menutup mata, entah apa arti
dari detak jantung ini yang berdetak tidak seperti biasanya. Tanpa berpikir
panjang tiba-tiba bibir ini ingin menyentuh keningmu, maka saat itu juga bibir
ini menempel tepat di keningmu, aku merasakan sesuatu yang aneh entah apa
definisi dari rasa itu dan aku berharap kamu tidak merasakan hal yang sama.
Setelah beberapa saat berlalu aku
kembali mengajakmu bercerita dengan nada bercanda, begitupula dengan dirimu
yang menanggapiku dengan candaan. Aku teringat ketika kamu mengatakan jika kamu
tidak mempunyai rasa lagi dengan seorang pria bahkan denganku pun kamu tidak
memiliki rasa, aku selalu berharap semoga perkataan itu benar. Dari awal aku
takut jika suatu saat nanti aku mempunyai perasaan lebih dari rasa suka
terhadapmu, aku takut jika suatu saat aku berharap dan menginginkanmu yang tak
mungkin kumiliki.
Tidak lama setelah kita bercerita
aku merasa jika hanya beberapa saat denganmu membuatku merasakan lebih dari
senang. Terkadang sesekali kamu tiba-tiba memelukku disaat kamu duduk di
sampingku, katamu aku bagaikan anak kecil dan sesekali pula aku membalasnya
dengan pelukan candaan tapi sebenarnya aku terharu dan sedikit gembira tanpa
merasakan nafsu bisa bercanda bersentuhan denganmu. Setelah semua pembicaraan
dan candaan kita selesai, disaat aku ingin mengantarkanmu kembali ke rumah,
dengan perasaan senang dan sedikit terharu aku memberanikan diri untuk
memelukmu dan berharap pelukan ini menjadi yang terakhir, sepertinya kamu juga
merasakan hal yang sama, sambil memelukku erat kamu menatap tepat di hadapan mataku,
sekali lagi ku rasakan hembusan nafasmu hingga akhirnya jarak bibir yang saling
berdekatan ini tersentuh dan aku merasakan lembutnya bibirmu, aku menatapmu
yang berada sangat dekat denganku, kamu tetap terlihat cantik meskipun sedang
terpejam, akupun memejamkan mata sambil merasakan detak jantungmu yang sedikit
lebih cepat, hembusan nafasmu yang hangat juga kurasakan serta bibir yang
terasa dingin itu juga tetap kurasakan.
Setelah kejadian hari itu aku
merasakan sesuatu di dalam hatiku yang sangat sulit untuk aku definisikan,
mungkin aku merasakan suka kepadamu namun ini bukan rasa suka seperti jatuh
cinta, bukan pula rasa suka karena nafsu, telah ku katakan padamu tentang
keanehan yang kurasa namun kamu menjawab itu tidak mungkin dan kamu berkata
jika itu hanya perasaanku saja, yah.. semoga yang kamu katakan itu benar dan
semoga kamu tidak merasakan seperti apa yang ku rasa saat ini.
Aku selalu berharap setelah ini,
setelah kita berpisah semoga kita melupakan dosa yang cukup indah ini, meskipun
ini sangat sulit bagiku namun aku yakin kamu bisa melupakanku dan kisah ini.
Tetaplah setia kepadanya dan aku juga demikian. Di dalam hati aku berjanji
takkan lagi sering atau setiap hari menghubungimu. Semoga tingkah dan cara
bercandamu tetap seperti ini dan semoga kamu tidak merasa marah dan benci
padaku atas semua yang pernah kulakukan padamu. Maaf jika aku masuk ke dalam
hidupmu tanpa alasan dan terimakasih telah membuat hati yang keras dan beku ini
mengerti arti sebuah perkenalan juga arti persahabatan. Jika tuhan mengkhendaki
kita akan dipertemukan lagi suatu saat nanti tanpa harus terlebih dahulu
merencanakan pertemuan.
Cerita
ini hanya fiktif belaka jika ada beberapa kesamaan ini memang disengaja oleh
penulis…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar