Suatu hari aku menemukan tulisanmu ini..............
Sulit menjelaskan kepadamu bagaimana rasanya hatiku disaat menatapmu tersenyum, seperti ada sesuatu di dalam dirimu yang membuat detak jantung ini terasa cepat. Mengapa rasa itu baru ku rasakan ketika kamu sudah ada yang memiliki? Mengapa aku tidak bisa melihat ketika itu tepat di hadapanku selama ini? Tapi kenapa baru sekarang aku bisa melihatnya? Sesuatu….. yang disebut… cinta.
Aku yang tetap menunggu walau tahu
kamu tidak akan datang padaku, aku yang tetap menanti walau tahu kamu tak akan
kembali, meskipun aku bertahan aku tak layak dipertahankan, meskipun aku
menunggu aku tak layak untuk diharapkan. Saat ini aku berpikir hanya ingin
menikmati rasa sayang ini untuk kamu sebelum akhirnya rasa ini hilang dan tidak
akan pernah aku rasa lagi sama siapapun. Aku mampu memaafkan seberapa besar
kesalahanmu, sejujurnya itu bukan kebodohanku tapi karena ketulusanku
mencintaimu. Aku mungkin saja bisa melupakan apa yang pernah kamu lakukan
terhadapku namun tidak akan pernah aku lupa bagaimana kamu membuatku berarti. Seandainya
kamu tahu, aku begitu tersiksa disini merindukan semua hal tentangmu, apakah
kini kamu juga merasakan hal yang sama denganku?
Walaupun kamu bisa menghapus air
mata di wajahku, kau masih tidak bisa mengerti penyebab kesedihanku. Aku hanya
bisa menarik nafas yang dalam dan menghembuskannya sambil tersenyum meskipun
disaat yang sama hatiku bersedih. Aku bahkan masih bisa mengingat beberapa perkataanmu padaku, kamu
pernah berkata jika kita harus berhenti melakukan hal-hal seperti yang orang
lain lakukan karena kita ini berbeda. Hingga saat ini aku percaya bahwa memang
kita berbeda dengan mereka. kisah dan kehidupanku tidak seindah mereka.
Aku pasti sudah kehilangan akal
waktu itu, bagaimana aku bisa meninggalkanmu? Aku hanya mencintaimu, aku
benar-benar minta maaf. Kamu tahu jika aku selalu memberimu luka tapi aku yakin
bukan itu yang membuatmu marah. Mungkin karena perkataanku yang mengecewakanmu?
Atau mungkin karena aku terlalu possesif terhadapmu? Walaupun kamu tidak bisa
merasakan apa yang ku rasa namun aku sekarang tahu apa yang sedang kamu
rasakan. Maafkan aku yang tidak bisa melakukan beberapa hal tanpamu. Saat ini
aku mulai menyadari jika segala sesuatu tidak akan memberikan makna yang sama
pada setiap kondisi. Aku akan tetap bahagia jika bisa selalu bersamamu.
*******
Aku
menemukan dan membaca salah satu tulisan kata hatimu ini disaat aku berkunjung
ke rumah ibumu, Banyak kata dari tulisanmu yang mebuatku terharu dan sedikit
membuatku tersenyum ketika mengingat beberapa kisah yang juga kau tuliskan di
sebuah buku tebal bersampul warna hitam dengan hiasan beberapa warna pink dan
ungu.
Setelah
kamu ketahui pada waktu itu ternyata kamu hanya keliru menilaiku kamu tiba-tiba
berubah seakan menjadi bukan dirimu dan kamu menjadi dirimu yang sesungguhnya. Aku
sempat terkejut namun setelah membaca tulisan diary milikmu aku mulai menemukan
sedikit demi sedikit jawaban tentang dirimu.
Selama
pacaran denganku dulu kamu memang membuatku sedikit jenuh dengan sikapmu yang
keras dan susah bagiku untuk menasihatimu dengan sifatmu yang tidak peduli
dengan perkataanku, hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak menemuimu
beberapa saat dan ketika waktu itu kamu mulai sedikit berubah. Setelah membaca
beberapa tulisanmu aku mulai mengerti jika pada saat itu kamu khawatir padaku,
kamu juga merasa cemburu dan sangat merasa kehilangan dariku.
Beberapa
tahun pacaran kita akhirnya menikah juga yah.. aku berhasil menaklukkan
kerasnya hati dan sikapmu itu. Kau bagaikan seorang wanita tercantik yang ku
impikan semenjak aku mengenal cinta.
Beberapa
tahun bersama, kamu tak hanya menjadi seorang istri namun kamu juga menjadi
seorang ibu dari sepasang anak kembar ini.
Hari ini tepat hari ulang tahun mu dan
hari ini juga tepat dua tahun semenjak kepergianmu. Aku merasa sangat sedih
ketika melihatmu berjuang demi sepasang anak ini dan akhirnya kamu meninggalkan
kami dengan air mata kesedihan yang sangat haru. Kamu tidak sempat melihat
dengan jelas seperti apa tingkah seasang anak ini kamu bahkan tidak bisa
melihat dan mengajarkan mereka berjalan, menyebut nama, dan menyanyikan lagu untuknya secara
bergantian ketika mereka menangis bahkan ketika aku kesulitan aku biasa dibantu
oleh ibumu.
Hingga
saat ini aku masih selalu percaya bahwa kamu selalu ada berada di dekatku
dengan senyumanmu menatapku seperti yang kamu lakukan secara diam-diam
menatapku dengan senyum disaat aku tertidur dan juga nada suaramu masih sangat
jelas bisa aku rasakan, termasuk bisikanmu yang dulu mengatakan Jangan menunggu
bahagia untuk tersenyum tapi tersenyumlah untuk bahagia. Bukan hanya nada
suaramu yang lembut tapi juga nada suaramu yang meninggi masih bisa aku rasakan
dengan perkataan yang sering kamu sebutkan jika merasa sedikit marah, kamu
sering berkata “sesutau yang kau tidak
bisa rasakan bagaimana kau bisa mengerti?”
Banyak
hal yang ingin kamu lakukan bersamaku namun tak sempat kita lakukan, maafkan
aku yang tidak bisa menepati janji itu kepadamu dan aku mengerti jika kita tidak
akan pernah bisa merencanakan masa mendatang berdasarkan masa lalu. Aku mengerti
karena aku merasakannya.
Disaat
aku merasakan cinta apakah kamu disana juga harus membalasnya dengan cinta? Disaat
kamu disana mulai merasakan cinta apakah aku masih tetap harus dengan rasa
cintaku ini? Akan ku simpan kisah kita sampai nanti kita bertemu disana.
Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf jika ada kesamaan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar