Aku tidak yakin jika aku
sedang depresi, aku tidak merasa sedih tapi juga tidak merasakan bahagia. Aku
dapat tertawa, bercanda bahkan juga tersenyum speanjang hari, tapi terkadang
jika aku sendiri terdiam dimalam hari aku lupa dengan definisi rasa yang aku
rasakan.
Aku benci rasa ini, rasa
ketika aku sedih namun aku pun tak tahu mengapa. Aku merasa ada kekosongan di
dalam diriku namun aku tak dapat menjelaskan kekosongan itu. Ketika mereka
bertanya kepadaku tentang apa yang terjadi padaku tetap saja aku tak dapat
menjelaskannya.
Aku merasa seperti
merindukan seseorang yang tak pernah
bisa aku temui, seperti aku membutuhkan seseorang yang tidak pernah bisa
membutuhkanku.
Terkadang kesedihan hanya
menjadi teman di dalam pikiranku.... Aku mulai membenci diriku sendiri......
dan terkadang aku ingin semua orang meninggalkanku sendiri, namun diwaktu yang
sama aku juga ingin seseorang memelukku dan berkata “Tersenyumlah, semuanya
akan baik-baik saja.”
Semua orang tau jika aku
telah merelakanmu..... Aku tak menyalahkan siapapun ataupun membenci siapapun,
aku hanya membenci perasaan ini, perasaan dimana aku sulit menjelaskan definisi
rindu yang kurasakan kepadamu....
Hey... tahukah kamu dengan
kesedihanku saat ini? Apakah kamu dapat melihatku ketika aku sedang menangis?
bagaimana kabarmu disana? apakah kamu baik-baik saja disana? Apakah kamu punya
teman baru disana? Apakah kamu merindukanku disana? apakah kamu merasakan apa
yang kurasakan tiap kali aku menginngat tentangmu? Maaf.... Maaf.... maafkan
aku selalu bertanya banyak hal kepadamu. Aku yakin kamu selalu menjawab semua
pertanyaanku ini meskipun tak pernah ku dengar lagi suara mu. Aku yakin kamu
dapat melihat kesedihanku.. Sampai saat ini aku selalu menyebut namamu dalam
doa ku meskipun ku sadari bahwa tuhan pun pasti tertawa menggelengkan kepala
setiapkali aku memohonkan takdir yang tak pernah ia tuliskan.
Tahukah kamu jika aku
tetap berusaha bangkit dari kesedihan, semua orang tau jika aku merelakanmu dan
beberapa kali aku mencoba membuka hati kepada beberapa orang tapi tetap saja
senyummu selalu membayangiku. Aku sangat ingin bercerita banyak hal kepadamu,
andai saja kamu ada disni saat ini pasti kamu mendengarkan ceritaku sambil
menatapku dengan senyum dan sesekali setuju dengan yang aku katakan meskipun
kamu juga sesekali tertunduk sambil tersenyum menatap layar android yang ada di
genggamanmu. Maafkan aku yang terkadang egois dan selalu jengkel terhadapmu
ketika kita berbicara namun kamu lebih memfokuskan mata ke android yang kamu genggam.
Aku sangat menyesal dengan perkataanku membentakmu berharap jika mata mu akan
buta karena kebanyakan menatap layar android. Aku sangat menyesali perkataanku
ituu... kini kamu benar-benar buta menutup mata tak dapat lagi melihatku untuk
selamanyaa.....
Banyak hal tentang kita
perlahan mulai terlupakan oleh ingatanku, namun ada banyak hal juga masih
tersimpan di dalam perasaanku. Aku teringat sejak pertama kali kamu masuk
kuliah disaat kita menjalani hubungan jarak jauh, kamu menelponku dengan nada kesedihan
karena rindu dengan aktifitas keseharianmu yang dulu. Hingga akhirnya beberapa
tahun berlalu kamu masih tetap menelponku, namun waktu itu sedikit berbeda kita
sering berbeda pendapat dan aku mengakui jika aku memanglah egois mementingkan
perasaan sendiri. Aku sangat menyesal dengan sikapku yang selalu membatasi
pergaulanmu, aku cemburu dan tak ingin jika kamu berbagi kesenangan dengan
siapapun termasuk teman-temanmu, aku tak ingin jika adik junior ataupun
mahasiswa baru melirik padamu disaat kamu terlalu sering menghabiskan waktu
bersama mereka. Tapiii...... aku sangat menyesali ituuu.... disaat kamu telah
tiada merekalah yang kini menjadi sahabatku, merekalah yang menghabiskan banyak
waktu untuk menghiburku sambil bercerita banyak tentangmu.. bahkan mereka lebih
mengenal diriku daripada aku yang mengenal mereka, itu karena mereka sering
mendengarkanmu bercerita tentangku ataupun tentang kita....
Maafkan aku yang selalu merindukanmu
meskipun telah merelakanmu, maafkan aku yang selalu mengharapkanmu meskipun ku
sadari bahwa tuhan pun pasti tertawa menggelengkan kepala setiapkali aku
memohonkan takdir yang tak pernah ia tuliskan.
Tetaplah tersenyum disana
menatapku dengan bahagia. Salamku untukmu, senyumku untukmu dan doaku selalu
untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar